1. Tanpa pamrih
Al-Quran menegaskan bahwa ciri orang ikhlas adalah memberikan makanan (yang telah disiapkan untuk berbuka puasa) secara terus-menerus kepada Orang miskin, anak yatim, dan tawanan perang. Disertai dengan itu, orang tersebut juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengharap balasan apa-apa, sekalipun ucap terimakasih, (dari si penerima). (“Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang beriman”. (at-Tahrim: 11)
Oleh sebab itu, seseorang yang mengharap pujian, sanjungan, imbalan, dan bayaran dari masyarakat terhadap segenap amal perbuatan yang dilakukannya, niscaya akan merasa kecewa dan getir tatkala m6ngctahui bahwa dirinya tidak memiliki keikhlasan. Dengan begitu, berusahalah mati-matian agar diri kita senantiasa dibayang-bayangi niat yang ikhlas.
2. Terjaga dari dorongan hawa nafsu
Orang yang ikhlas tidak akan terpengaruh sedikitpun oleh perasaan dan kecenderungan pribadinya. Boleh jadi semua orang pernah mendengar kisah mengagumkan dari pribadi besar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Dalam suatu peperangan, setelah beliau berhasil menjatuhkan musuh dan hendak membunuhnya, dari mulut musuh tersebut tersembur hinaan kepada Imam Ali (dengan meludahi wajah suci beliau). Imam Ali tentu merasa gusar karenanya.
Kemudian beliau berdiam dan bersabar sejenak guna meredam amarahnya. Ketika keadaannya telah kembali pulih, beliau langsung membunuh musuh tersebut. Setelah itu beliau berkata, "Aku bersabar agar dalam melaksanakan perintah Allah diriku tidak sampai terpengaruh perasaan dan amarah yang bersifat pribadi, yakni dikarenakan ia telah menghina diriku."
3. Tidak kecewa dan merasa kekurangan
Orang ikhlas akan mengarahkan segenap amal perbuatannya semata-mata kepada Allah. Karena itu, pahala bagi dirinya akan tetap terjaga. Dirinya sama sekali tidak mengurusi soal menang-kalah, untung-rugi, ataupun berhasil-gagal. Dengan begitu, sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya, ia tidak pernah didera stres atau depresi mental. Timbulnya depresi dipicu oleh berbagai harapan yang buyar dan tak terjangkau, selain pula oleh sikap putus asa seseorang. Orang-orang ikhlas sama sekali tidak pernah bersikap putus asa lantaran dirinya hanya mengharapkan keridhaan dan pahala Allah semata. Kehidupan yang diarunginya senantiasa dibalut kedamaian dan ketenteraman.
1. Tanpa pamrih
Al-Quran menegaskan bahwa ciri orang ikhlas adalah memberikan makanan (yang telah disiapkan untuk berbuka puasa) secara terus-menerus kepada Orang miskin, anak yatim, dan tawanan perang. Disertai dengan itu, orang tersebut juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengharap balasan apa-apa, sekalipun ucap terimakasih, (dari si penerima). (“Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang beriman”. (at-Tahrim: 11)
Oleh sebab itu, seseorang yang mengharap pujian, sanjungan, imbalan, dan bayaran dari masyarakat terhadap segenap amal perbuatan yang dilakukannya, niscaya akan merasa kecewa dan getir tatkala m6ngctahui bahwa dirinya tidak memiliki keikhlasan. Dengan begitu, berusahalah mati-matian agar diri kita senantiasa dibayang-bayangi niat yang ikhlas.
2. Terjaga dari dorongan hawa nafsu
Orang yang ikhlas tidak akan terpengaruh sedikitpun oleh perasaan dan kecenderungan pribadinya. Boleh jadi semua orang pernah mendengar kisah mengagumkan dari pribadi besar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Dalam suatu peperangan, setelah beliau berhasil menjatuhkan musuh dan hendak membunuhnya, dari mulut musuh tersebut tersembur hinaan kepada Imam Ali (dengan meludahi wajah suci beliau). Imam Ali tentu merasa gusar karenanya.
Kemudian beliau berdiam dan bersabar sejenak guna meredam amarahnya. Ketika keadaannya telah kembali pulih, beliau langsung membunuh musuh tersebut. Setelah itu beliau berkata, "Aku bersabar agar dalam melaksanakan perintah Allah diriku tidak sampai terpengaruh perasaan dan amarah yang bersifat pribadi, yakni dikarenakan ia telah menghina diriku."
3. Tidak kecewa dan merasa kekurangan
Orang ikhlas akan mengarahkan segenap amal perbuatannya semata-mata kepada Allah. Karena itu, pahala bagi dirinya akan tetap terjaga. Dirinya sama sekali tidak mengurusi soal menang-kalah, untung-rugi, ataupun berhasil-gagal. Dengan begitu, sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya, ia tidak pernah didera stres atau depresi mental. Timbulnya depresi dipicu oleh berbagai harapan yang buyar dan tak terjangkau, selain pula oleh sikap putus asa seseorang. Orang-orang ikhlas sama sekali tidak pernah bersikap putus asa lantaran dirinya hanya mengharapkan keridhaan dan pahala Allah semata. Kehidupan yang diarunginya senantiasa dibalut kedamaian dan ketenteraman. Agil asshofie 01:45:00 Admin Tangerang Indonesia
Al-Quran menegaskan bahwa ciri orang ikhlas adalah memberikan makanan (yang telah disiapkan untuk berbuka puasa) secara terus-menerus kepada Orang miskin, anak yatim, dan tawanan perang. Disertai dengan itu, orang tersebut juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengharap balasan apa-apa, sekalipun ucap terimakasih, (dari si penerima). (“Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang beriman”. (at-Tahrim: 11)
Oleh sebab itu, seseorang yang mengharap pujian, sanjungan, imbalan, dan bayaran dari masyarakat terhadap segenap amal perbuatan yang dilakukannya, niscaya akan merasa kecewa dan getir tatkala m6ngctahui bahwa dirinya tidak memiliki keikhlasan. Dengan begitu, berusahalah mati-matian agar diri kita senantiasa dibayang-bayangi niat yang ikhlas.
2. Terjaga dari dorongan hawa nafsu
Orang yang ikhlas tidak akan terpengaruh sedikitpun oleh perasaan dan kecenderungan pribadinya. Boleh jadi semua orang pernah mendengar kisah mengagumkan dari pribadi besar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Dalam suatu peperangan, setelah beliau berhasil menjatuhkan musuh dan hendak membunuhnya, dari mulut musuh tersebut tersembur hinaan kepada Imam Ali (dengan meludahi wajah suci beliau). Imam Ali tentu merasa gusar karenanya.
Kemudian beliau berdiam dan bersabar sejenak guna meredam amarahnya. Ketika keadaannya telah kembali pulih, beliau langsung membunuh musuh tersebut. Setelah itu beliau berkata, "Aku bersabar agar dalam melaksanakan perintah Allah diriku tidak sampai terpengaruh perasaan dan amarah yang bersifat pribadi, yakni dikarenakan ia telah menghina diriku."
3. Tidak kecewa dan merasa kekurangan
Orang ikhlas akan mengarahkan segenap amal perbuatannya semata-mata kepada Allah. Karena itu, pahala bagi dirinya akan tetap terjaga. Dirinya sama sekali tidak mengurusi soal menang-kalah, untung-rugi, ataupun berhasil-gagal. Dengan begitu, sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya, ia tidak pernah didera stres atau depresi mental. Timbulnya depresi dipicu oleh berbagai harapan yang buyar dan tak terjangkau, selain pula oleh sikap putus asa seseorang. Orang-orang ikhlas sama sekali tidak pernah bersikap putus asa lantaran dirinya hanya mengharapkan keridhaan dan pahala Allah semata. Kehidupan yang diarunginya senantiasa dibalut kedamaian dan ketenteraman. Agil asshofie 01:45:00 Admin Tangerang Indonesia
Ciri-ciri Keikhlasan
Posted by Agil Asshofie
on 01:45:00
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Artikel Terkait:
Para Sahabat Dalam Pandangan Syiah Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...
Tanda-tanda Tertutupnya Hati Kepada Allah1. Ar-Rayn (Karat) Ar-Rayn adalah karat yang menutupi hati. Allah SWT berfirman: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang ...
Khotbah Imam Ali Bin Abi Thalib 800x600 Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...
Manfaat Wudhu Untuk Kesehatan Orang Berwudhu Ibadah wudhu tampaknya sepele dan mudah untuk dilakukan. Karena itu, banyak umat Islam yang memandangnya biasa-bia ...
Saqifah Bani Saidah Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...
Berikan Komentar Anda