Belajar |
Belajar adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap manusia untuk memperbaiki kualitasnya agar berguna bagi manusia lainnya.
Seorang teman berkata kepada saya, bahwa ia tidak pernah berniat belajar supaya pintar, tapi ia mencoba untuk terus mengejar apa yang ingin ia tahu. la tenggelam dalam rasa ingin tahu dan mulai menemukan kenyamanan dalam belajar. Ia benar-benar seperti anak kecil yang ingin banyak tahu.
Siapa pun kita di masa kecil, pasti penuh dengan rasa ingin tahu. Pengin tahu ni, pengin tahu itu. Coba perhatikan adik atau keponakan kita yang berusia balita. Rasa penasaran mereka terhadap hal-hal baru membuat mereka menanyakan apa saja kepada orang dewasa di sekitarnya.
Masuk usia TK dan SD, daya imajinasinya melejit tinggi. Mereka punya cita-cita dan mimpi setinggi langit. Tanpa ragu mereka selalu bilang ke orang lain, “mereka ingin menjadi pilot!” “Mau jadi astronot!” Pengin in pengin itu tanpa peduli akan kesampaian atau tidak. Pokoknya, yakin dulu.
Tapi lama-kelamaan, semakin bertambah dewasa, semakin tinggi pendidikan, semua rasa ingin tahu dan cita-cita itu justru semakin menurun. Dari yang pengin jadi astronot akhirnya “sekadar” karyawan ini atau itu.
Tidak ada salahnya ingin menjadi karyawan, tapi mengapa menjadi lupa dengan cita-cita yang setinggi langit dulu? Jawabannya mungkin karena gengsi atau tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.
Mungkin salah satu penyebab menurunnya semngat belajar karena dipengaruhi oleh anggapan yang terlanjur melekat adalah orang yang banyak bertanya dan mencari tahu adalah orang yang bodoh atau kepo.
Ada juga tipe orang yang Iebih memilih untuk terus tidak tahu dan tidak mau mencari tahu, tapi giliran ditanya orang dia malah sok tahu. Ada kok yang seperti ini, banyak mungkin.
Adakalanya kita akan dianggap bodoh oleh orang lain kalau kebanyakan bertanya. Tapi, mending kita dinggap bodoh tapi akhirnya pintar daripada dianggap pintar tapi ternyata bodoh.
Lebih baik menganggap diri kita bodoh, banyak tidak tahunya daripada merasa paling tahu. Seperti kata Steve Jobs, “Tetaplah merasa bodoh dan selalu lapar terhadap pengetahuan baru”.
Semakin kita mengeksplor pengetahuan dan hal-hal baru, semakin kita mengenal diri sendiri. Kemudia akan timbul kesadaran bahwa kita lebih memahami sesuatu di bidang tertentu dan bisa fokus menekuninya. Akhirnya kita akan tahu siapa diri kita, untuk apa kita berada di dunia, dan hal terbaik apa yang bisa kita lakukan kepada Tuhan sebagai wujud ibadah kita.
Kalau kita sudah menemukan passion, sudah kenal siapa diri kita. Kita tidak harus mencari pekerjaan, kita justru bisa menciptakan sesuatu yang kita cintai untuk dijadikan pekerjaan. kita pun bisa sukses di usia muda, melakukan sesuatu yang kita cintai, dan akhirnya mendapat sebuah pengakuan.
Jadi Kesimpulannya, jangan pernah berhenti untuk belajar. Apa kita mau menghabiskan masa muda dengan bekerja untuk orang lain? Apa kita nggak mau suatu saat bisa menciptakan pekerjaan dengan ide dan gagasan yang kita cintai? Apa mimpi kita sebatas apa yang kita miliki saat ini?
Kalau punya impian-impian yang Iebih besar lagi, terus belajar tanpa berhenti!
Imam Syafi’i berkata: Lakukanlah shalat jenazah untuk orang yang enggan belajar di masa mudanya, karena ia tak pantas dibilang hidup.
Seorang teman berkata kepada saya, bahwa ia tidak pernah berniat belajar supaya pintar, tapi ia mencoba untuk terus mengejar apa yang ingin ia tahu. la tenggelam dalam rasa ingin tahu dan mulai menemukan kenyamanan dalam belajar. Ia benar-benar seperti anak kecil yang ingin banyak tahu.
Siapa pun kita di masa kecil, pasti penuh dengan rasa ingin tahu. Pengin tahu ni, pengin tahu itu. Coba perhatikan adik atau keponakan kita yang berusia balita. Rasa penasaran mereka terhadap hal-hal baru membuat mereka menanyakan apa saja kepada orang dewasa di sekitarnya.
Masuk usia TK dan SD, daya imajinasinya melejit tinggi. Mereka punya cita-cita dan mimpi setinggi langit. Tanpa ragu mereka selalu bilang ke orang lain, “mereka ingin menjadi pilot!” “Mau jadi astronot!” Pengin in pengin itu tanpa peduli akan kesampaian atau tidak. Pokoknya, yakin dulu.
Tapi lama-kelamaan, semakin bertambah dewasa, semakin tinggi pendidikan, semua rasa ingin tahu dan cita-cita itu justru semakin menurun. Dari yang pengin jadi astronot akhirnya “sekadar” karyawan ini atau itu.
Tidak ada salahnya ingin menjadi karyawan, tapi mengapa menjadi lupa dengan cita-cita yang setinggi langit dulu? Jawabannya mungkin karena gengsi atau tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.
Mungkin salah satu penyebab menurunnya semngat belajar karena dipengaruhi oleh anggapan yang terlanjur melekat adalah orang yang banyak bertanya dan mencari tahu adalah orang yang bodoh atau kepo.
Ada juga tipe orang yang Iebih memilih untuk terus tidak tahu dan tidak mau mencari tahu, tapi giliran ditanya orang dia malah sok tahu. Ada kok yang seperti ini, banyak mungkin.
Adakalanya kita akan dianggap bodoh oleh orang lain kalau kebanyakan bertanya. Tapi, mending kita dinggap bodoh tapi akhirnya pintar daripada dianggap pintar tapi ternyata bodoh.
Lebih baik menganggap diri kita bodoh, banyak tidak tahunya daripada merasa paling tahu. Seperti kata Steve Jobs, “Tetaplah merasa bodoh dan selalu lapar terhadap pengetahuan baru”.
Semakin kita mengeksplor pengetahuan dan hal-hal baru, semakin kita mengenal diri sendiri. Kemudia akan timbul kesadaran bahwa kita lebih memahami sesuatu di bidang tertentu dan bisa fokus menekuninya. Akhirnya kita akan tahu siapa diri kita, untuk apa kita berada di dunia, dan hal terbaik apa yang bisa kita lakukan kepada Tuhan sebagai wujud ibadah kita.
Kalau kita sudah menemukan passion, sudah kenal siapa diri kita. Kita tidak harus mencari pekerjaan, kita justru bisa menciptakan sesuatu yang kita cintai untuk dijadikan pekerjaan. kita pun bisa sukses di usia muda, melakukan sesuatu yang kita cintai, dan akhirnya mendapat sebuah pengakuan.
Jadi Kesimpulannya, jangan pernah berhenti untuk belajar. Apa kita mau menghabiskan masa muda dengan bekerja untuk orang lain? Apa kita nggak mau suatu saat bisa menciptakan pekerjaan dengan ide dan gagasan yang kita cintai? Apa mimpi kita sebatas apa yang kita miliki saat ini?
Kalau punya impian-impian yang Iebih besar lagi, terus belajar tanpa berhenti!
Imam Syafi’i berkata: Lakukanlah shalat jenazah untuk orang yang enggan belajar di masa mudanya, karena ia tak pantas dibilang hidup.
Berikan Komentar Anda