Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah, jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Mencegah Kardiovaskuler adalah tindakan yang sangat baik daripada mengobati. Pencegahan untuk penyakit kardiovaskuler adalah dengan mengendalikan faktor-faktor risikonya. Berikut ini beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskuler.
a. Kadar Kolesterol Tinggi
Kadar lemak kolesterol dalam darah harus dikendalikan, terutama dengan pengaturan diet menurut pola makan sehat. Sangat dianjurkan tidak banyak makan makanan yang mengandung lemak dan kalori berlebihan. Disamping itu dianjurkan untuk memilih makanan yang mengandung banyak serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Kadang-kadang perlu juga mengonsumsi obat penurun kadar lemak darah yang sesuai dengan anjuran.
b. Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan faktor risiko paling signifikan bagi jantung. Kebiasaan merokok dapat mempercepat proses arterosclerosis, pengerasan pada permukaan bagian dalam pembuluh darah. Asap rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan kenaikan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Di samping itu, asap rokok mengandung karbon monoksida (CO) yang bisa menghambat pertukaran oksigen dalam darah dan menimbulkan kerusakan jaringan pembuluh darah. Yang menjadi awal dan proses arterosclerosis.
c. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi yang berlangsung dalam jangka waktu lama. menyebabkan ketegangan meningkat dalam dinding pembuluh darah. Keadaan ini bisa mempermudah timbulnya arterosclerosis. Selain itu, tekanan darah tinggi memberi beban bagi jantung, yang mengakibatkan pembengkakan jantung. Hipertensi atau darah tinggi harus segera diketahui dan dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi terhadap organ-organ lain.
d. Diabetes Mellitus atau Kencing Manis
Penyakit ini sering diikuti merapuhnya jaringan pembuluh darah, dan lebih cepat menimbulkan arrerosclerosis pada lapisan bagian dalam pembuluh darah arien. Penyakit ini harus segera dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi. terutama dengan cara diet menurut aturan jumlah kalori. Di samping itu, dibutuhkan obat-obat anti-diabet. Perlu diingat, penderita kencing manis sering mengalami serangan jantung pada usia muda.
e. Kegemukan atau Obesitas
Kegemukan atau kelebihan berat badan berarti persentase kadar lemak tubuh lebih besar daripada berat badan normal. Bobot tubuh yang berlebihan bisa memberi beban kerja jantung, sehingga bagian faal jantung terganggu. Kegemukan merupakan faktor kelipatan risiko terkena serangan jantung koroner. Orang gemuk memiliki risiko 2—3 kali terserang penyakit jantung koroner (PJK) dibandingkan dengan mereka yang normal. Mereka yang memilki berat badan lebih dan 120% perlu diperiksa kadar insulinnya. Hal ini disebabkan insulin yang berlebihan dalam pembuluh darah dapat meningkatkan tekanan darah.
f. Hindari Stres.
a. Kadar Kolesterol Tinggi
Kadar lemak kolesterol dalam darah harus dikendalikan, terutama dengan pengaturan diet menurut pola makan sehat. Sangat dianjurkan tidak banyak makan makanan yang mengandung lemak dan kalori berlebihan. Disamping itu dianjurkan untuk memilih makanan yang mengandung banyak serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Kadang-kadang perlu juga mengonsumsi obat penurun kadar lemak darah yang sesuai dengan anjuran.
b. Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan faktor risiko paling signifikan bagi jantung. Kebiasaan merokok dapat mempercepat proses arterosclerosis, pengerasan pada permukaan bagian dalam pembuluh darah. Asap rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan kenaikan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Di samping itu, asap rokok mengandung karbon monoksida (CO) yang bisa menghambat pertukaran oksigen dalam darah dan menimbulkan kerusakan jaringan pembuluh darah. Yang menjadi awal dan proses arterosclerosis.
c. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi yang berlangsung dalam jangka waktu lama. menyebabkan ketegangan meningkat dalam dinding pembuluh darah. Keadaan ini bisa mempermudah timbulnya arterosclerosis. Selain itu, tekanan darah tinggi memberi beban bagi jantung, yang mengakibatkan pembengkakan jantung. Hipertensi atau darah tinggi harus segera diketahui dan dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi terhadap organ-organ lain.
d. Diabetes Mellitus atau Kencing Manis
Penyakit ini sering diikuti merapuhnya jaringan pembuluh darah, dan lebih cepat menimbulkan arrerosclerosis pada lapisan bagian dalam pembuluh darah arien. Penyakit ini harus segera dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi. terutama dengan cara diet menurut aturan jumlah kalori. Di samping itu, dibutuhkan obat-obat anti-diabet. Perlu diingat, penderita kencing manis sering mengalami serangan jantung pada usia muda.
e. Kegemukan atau Obesitas
Kegemukan atau kelebihan berat badan berarti persentase kadar lemak tubuh lebih besar daripada berat badan normal. Bobot tubuh yang berlebihan bisa memberi beban kerja jantung, sehingga bagian faal jantung terganggu. Kegemukan merupakan faktor kelipatan risiko terkena serangan jantung koroner. Orang gemuk memiliki risiko 2—3 kali terserang penyakit jantung koroner (PJK) dibandingkan dengan mereka yang normal. Mereka yang memilki berat badan lebih dan 120% perlu diperiksa kadar insulinnya. Hal ini disebabkan insulin yang berlebihan dalam pembuluh darah dapat meningkatkan tekanan darah.
f. Hindari Stres.
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah.
g. Jangan Terlalu Lama Duduk
Penelitian menyarankan duduk selama 8 jam sehari meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes sebesar 40 persen. "Usahakan jangan duduk lebih dari 4 jam, cobalah sekali-kali berdiri,” kata John Buckley, profesor ilmu olahraga terapan di Chester University. “Maksimal duduk dua jam, selingi dengan berdiri 30 menit.”
g. Jangan Terlalu Lama Duduk
Penelitian menyarankan duduk selama 8 jam sehari meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes sebesar 40 persen. "Usahakan jangan duduk lebih dari 4 jam, cobalah sekali-kali berdiri,” kata John Buckley, profesor ilmu olahraga terapan di Chester University. “Maksimal duduk dua jam, selingi dengan berdiri 30 menit.”
Berikan Komentar Anda