Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Kejahatan dan Balasannya

Kejahatan dan Balasannya

Seorang pemburu hewan menebarkan jebakannya. Seekor macan, ular, dan kera terperangkap jebakan sang pemburu. Kebetulan saat itu lewat seorang tukang emas, dan ia juga terperangkap jebakan sang pemburu. Mereka menanti sang pemburu datang. Si tukang emas itu merasa tenang karena ia beranggapan jika sang pemburu menemukannya, pasti ia akan dilepaskan. Adapun macan, ular, dan kera, sangat kebingungan sekali. Mereka berupaya keras agar dapat segera keluar dari jebakan tersebut, namun sia-sia. Dua hari berlalu. Mereka semua lelah dan lapar. Kini mereka tidak lagi menunggu sang pemburu, melainkan siapa saja yang lewat di tempat itu untuk menyelamatkan mereka.

Pada hari ketiga, mereka mendengar derap kaki kuda. Si tukang emas yang sudah kelelahan dan tidak punya tenaga lagi tiba-tiba bangun dan berteriak, "Wahai pemburu, selamatkan aku. Ada macan besar, seekor monyet dan ular terperangkap jebakanmu. Kamu bisa mendapatkan banyak uang dengan menjual mereka."

Suara serak si tukang emas itu semakin serak dan akhirnya terputus. Kemudian terdengar suara langkah yang semakin dekat dan semakin dekat. Tidak lama, seorang lelaki berdiri di tepi lobang. Macan langsung meraung ingin menunjukkan kepada lelaki itu bahwa ia masih kuat. Lelaki itu kepada si tukang emas mengatakan, "Aku bukan pemburu, aku hanya kebetulan lewat. Sekarang aku akan menyelamatkan kamu."

Lelaki itu mengulurkan tali ke dalam lobang. Namun segera setelah tali itu diulurkannya, si monyet, ular, dan macan langsung menggunakan kesempatan itu untuk keluar dari lobang jebakan tersebut. Dan setelah itu mereka menarik tali dari lobang itu agar si tukang emas tidak dapat naik.

Kepada lelaki itu, si monyet berkata, "Kau telah menyelamatkan kami, kami berutang budi kepadamu, dan ketahuilah bahwa setiap waktu kamu menemui kesulitan kami akan menolongmu. Tapi biarkan si lelaki itu tetap di dalam lubang. Ia memiliki sifat buruk sekali. Dalam beberapa hari ini, kami telah mengenalnya dengan baik. Ia tidak memikirkan apapun kecuali dirinya sendiri. Ia dengan cepat melupakan kebaikan orang."

Namun lelaki itu berkata, "Tidak aku tidak bisa membiarkannya sendirian di dalam lobang ini. Mungkin si pemburu tidak akan datang hingga beberapa hari mendatang. Aku bertanggung jawab untuk menyelamatkannya."

Kemudian ia mengulurkan kembali tali ke dalam lobang dan menarik keluar si tukang emas itu. Si tukang emas itu mengucapkan terima kasih dan berjanji akan membalas kebaikannya suatu hari nanti. Ia kemudian memberikan alamat rumahnya dan ia menawarkan lelaki itu untuk mampir jika suatu saat pergi ke kota. Setelah memberikan sedikit roti dan air kepada tukang emas tersebut, lelaki itu pun segera beranjak pergi.


Beberapa lama berlalu sejak peristiwa itu. Pada satu hari, lelaki itu kehausan dan kelaparan bersama kudanya berjalan terseok menuju kota. TIba-tiba ia mendengar suara memanggil namanya. Ia membalikkan badan dan ia melihat si monyet yang memanggilnya. Ia mengenal monyet itu. Monyet itu kemudian berkata, "Monyet-monyet tidak punya rumah sehingga dapat mengundangmu untuk tinggal di sana, namun kami dapat membawakan banyak buah seberapa pun kamu mau. Tetaplah di sini jangan kemana-mana."

Ia pun segera turun dari kuda dan duduk di atas sebuah batu. Tidak lama kemudian, monyet itu kembali dengan membawa sekeranjang buah. Lelaki itu melahap buah sebanyak mungkin, tak lupa ia juga memberikan buah itu kepada kudanya. Setelah kenyang ia menyimpan sisa buah tersebut dan melanjutkan perjalanannya menuju kota.

Tak jauh dari tempat itu, lelaki itu mendengar raungan macan. Ia takut dan membalikkan badan. Ia melihat macan sudah berdiri di belakangnya. Macan itu kemudian berkata, "Jangan takut. Masih ingatkah kau telah menyelamatkanku waktu itu? Aku senang sekali bertemu kembali denganmu. Sekarang aku ingin membalas kebaikanmu. Aku akan pergi mengambil hadiah, aku minta kamu jangan kemana-mana."

Tak lama setelah itu macan kembali dengan membawa gelang perhiasan emas sangat indah dan memberikannya kepada lelaki itu. Kemudian macan itu pun pergi. Lelaki itu heran dari mana macan itu mendapatkan gelang emas indah itu. Sejenak lelaki itu berpikir untuk pergi ke kota untuk menanyakan harga gelang itu kepada si tukang emas.

Setibanya di kota, ia sedikit kesulitan mencari rumah si tukang emas itu. Namun akhirnya ia dapat menemukannya. Melihat lelaki itu, si tukang emas merasa senang sekali. Lelaki itu menceritakan bagaimana ia mendapatkan gelang emas itu dan menanyakan harganya. Si tukang emas itu mengetahui siapa pemilik gelang emas itu. Baru saja ia mendengar pengumuman dari kerajaan bahwa gelang emas milik putri raja dicuri. Raja juga telah mengumumkan sayembara barang siapa yang menemukan pencuri gelang itu akan diberi hadiah.

Niat buruk dan ketamakan pun memenuhi benak si tukang emas itu. Kemudian ia berkata kepada lelaki itu, "Kamu tunggu di sini aku akan menimbang beratnya dan aku akan katakan padamu berapa harganya." Si tukang emas itu kemudian keluar rumah dan bergegas menuju istana. Kepada penjaga gerbang istana ia berkata, "Sampaikan kabar gembira ini kepada raja bahwa aku telah menemukan pencuri gelang emas itu."

Mendengar kabar itu, raja memerintahkan para pasukan istana untuk menangkap pencuri itu dan membawanya ke istana. Pasukan kerajaan pun bergegas menuju rumah si tukang emas itu. Lelaki yang tidak tahu-menahu itu ditangkap sementara ia tidak dapat mengatakan apa-apa. Di istana, ia ditanya sang raja, "Dari mana kamu dapatkan gelang ini?"

Lelaki itu pun menjelaskan yang sebenarnya terjadi, namun tidak ada yang mempercayai ucapannya. Lebih buruknya lagi si tukang emas itu mengaku tidak mengenal lelaki tersebut. Raja memerintahkannya untuk mengikat lelaki itu dan memenggal kepalanya.

Ketika itu, ular yang pernah diselamatkan lelaki itu melihat apa yang tengah terjadi. Sebelum dieksekusi, lelaki itu dijebloskan dalam penjara. Sang ular pun mendatangi penjara dan bertemu dengan lelaki itu. Setelah itu ular berkata, "Wahai, bukankah aku sudah berkata kepadamu, jangan kau selamatkan lelaki tukang emas itu karena ia tidak tahu berbalas budi. Tapi jangan bersedih, aku akan menolongmu. Aku punya ide. Aku akan menggigit tangan putri raja dan ambillah obat penawar racun ini. Ketika kamu mendengar kabar putri raja digigit ular, katakanlah kepada penjaga penjara bahwa kamu punya obat penawarnya."

Setelah beberapa lama, ia mendengar kabar putri raja digigit ular. Lelaki itu melakukan apa yang dikatakan ular tersebut. Setelah itu ia memberikan penawar bisa ular itu kepada sang putri raja dan akhirnya ia dapat diselamatkan. Raja yang merasa berutang budi dan meminta lelaki itu mengatakan keinginannya. Lelaki itu menjawab, "Apa lagi yang dapat diminta oleh seorang tahanan?" aku hanya meminta agar aku dibebaskan dan agar raja mempercayai apa yang telah aku katakan."

Raja pun mengabulkan permintaannya itu dan menjeblokaskan si tukang emas itu ke dalam penjara karena perbuatan buruknya. (http://indonesian.irib.ir/)

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.