Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Pandangan Imam Khamenei Tentang Demokrasi Agama

Pandangan Imam Khamenei Tentang Demokrasi Agama

Masalah paling prinsipal adalah bahwa kecenderungan kepada Islam di dalam negara dengan sistem pemerintahan Islam tidak bisa dipisahkan dari kecenderungan kepada rakyat umum. Basis kerakyatan ini dalam pemerintahan Islam memiliki akar yang kokoh. Ketika menyebut ‘pemerintahan Islam', kita tidak bisa menutup mata dari suara dan kehendak rakyat umum. Landasan pilihan rakyat juga bersumber dari ajaran Islam. Karena itu demokrasi yang kita terapkan yakni demokrasi agama memiliki dasar pemikiran yang kuat. Fondasi demokrasi agama berbeda dengan demokrasi ala Barat. Demokrasi agama - yang kita pilih dan berasaskan pada hak dan kewajiban ilahi atas seluruh umat manusia - bukan sekedar sebuah kontrak saja. Setiap manusia memiliki hak memilih dan menentukan.

Demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi agama yang didukung dengan iman dan tanggung jawab keagamaan. Dlaam kondisi seperti ini, kalian ingin mengenalkan sebuah sistem politik Islam dan sistem kenegaraan Republik Islam -yang berlandaskan pada demokrasi agama- kepada dunia. Republik adalah kata lain dari demokrasi. Islam, yakni agama. Sebagian orang beranggapan bahwa ketika memaparkan teori tentang demokrasi agama, berarti kita menciptakan sebuah ide yang lain. Bukan demikian. Republik Islam berarti demokrasi agama. Hakikat dari demokrasi agama adalah sebuah pemerintahan harus diatur berdasarkan petunjuk ilahi dan kehendak rakyat.

Masalah yang dihadapi oleh rezim-rezim di dunia pada umumnya adalah karena mereka menafikan petunjuk ilahi. Misalnya rezim demokratik Barat yang secara lahiriyah dibangun atas suara rakyat, namun menafikan petunjuk ilahi. Atau jika ada petunjuk Ilahi, atau mereka mengklaim keberadaannya, di sana suara rakyat tidak memiliki andil. Atau malah mungkin kedua unsur itu tidak ada, dan demikian halnya kondisi di banyak negara. Artinya di sana, rakyat tidak punya andil dalam mengatur negara, dan tidak ada pula bimbingan agama di dalamnya.

Dalam budaya Islam, manusia paling unggul adalah yang paling bermanfaat bagi masyarakat. Tidak seperti jenis demokrasi yang menipu masyarakat, demokrasi agama merupakan sebuah sistem yang mengabdi dengan tulus dan berdasarkan pada prinsip menjalankan tugas disertai dengan kesucian dan kebenaran. Demokrasi dalam sistem tatanan pemerintahan Islam adalah demokrasi agama, yang berarti berlandaskan kepada ajaran Islam, bukan sekedar kesepakatan masyarakat secara umum. Sejauh diperlukan, Islam mendukung prinsip untuk merujuk kepada suara dan kehendak rakyat. Karena itu Islam menerapkan komitmen kepada hasil suara yang dicapai. Tidak seperti sistem yang dijalankan di negara-negara demokratik Barat yang memandang demokrasi sebagai sebuah kesepakatan umum semata sehingga mudah dilanggar, dalam pemerintahan Islam demokrasi menjadi sebuah kewajiban agama. Para pejabat yang duduk dalam urusan terkait memiliki tanggung jawab secara agama dan bakal dipersoalkan kelak di hadapan Allah. Ini adalah salah satu prinsip yang diajarkan Imam dan pemimpin kita.

Demokrasi ala Barat adalah melindungi kepentingan orang-orang kaya dan mereka yang dengan kekayaannya mengendalikan nasib masyarakat. Dalam konteks inilah suara rakyat dianggap penting. Jika rakyat memberikan suara kepada sesuatu yang berlawanan dengan kepentingan para investor dan pemilik kekuatan harta dan ekonomi - yang selanjutnya memberikan mereka kekuatan politik-, tak ada jaminan rezim-rezim demokratik itu bersedia menerima suara dan kehendak rakyat. Ada satu jaringan kuat dan tak tertembus yang siap melumat kemauan rakyat dan praktik demokrasi mereka.
Di negara-negara sosialis tempo dulu - dan mereka juga mengklaim diri sebagai negara demokratik -, jaringan kuat itu eksis dalam bentuk partai yang berkuasa.

Dewasa ini, cara terbaik untuk meluruskan etika, perilaku dan tabiat diri kita -yakni para pejabat negara- adalah demokrasi agama. Artinya dari satu sisi, pemerintahan dibangun atas dasar suara dan kehendak rakyat yakni rakyatlah yang menentukan sistem pemerintahan dan mereka pulalah yang memilih para pejabat utama baik secara langsung maupun tak langsung. Sisi lain dari demokrasi agama adalah ketika rakyat telah memiliki kita, berarti kita memiliki tanggung jawab yang besar dan hakiki di hadapan mereka.

Demokrasi bukan hanya sebuah praktik kampanye yang penuh hura-hura untuk mendorong rakyat mendatangi tempat-tempat pemungutan suara dan mengambil suara rakyat, lalu selesai, tanpa ada pertanggungan jawab di hadapan rakyat. Ketika tahap awal selesai, tiba guliran tahap kedua yaitu pertanggungjawaban. Ciri lain dari demokrasi adalah menghindari sikap ekstrim dalam setiap pekerjaan dan berupaya menyebarkan keadilan dalam skala yang lebuh luas dan menyentuh rakyat secara langsung. Artinya keadilan lebih menyentuh rakyat dan kepentingan mereka, sehingga melahirkan kepuasan dan kesenangan rakyat umum yang lebih besar.

Bahwa sebuah pemerintahan Islam - pemerintahan yang berada di bawah naungan panji tauhid dan agama - mampu menjelaskan konsep demokrasi dengan transparan dan dengan bahasa yang jelas kepada masyarakat dunia, berlawanan dengan propaganda imperialis dunia liberal demokrasi. Mereka ingin menyatakan bahwa demokrasi hanya milik mereka. Mereka tidak dapat menyaksikan bahwa sebuah pemerintahan agama dan Islami, dengan bersandarkan pada nilai-nilai tinggi keimanannya mampu menegakkan sebuah sistem demokrasi. Kita tidak mengambil contoh demokrasi dari rezim-rezim Timur maupun Barat. Model yang kita ambil berasal dari Islam, dan masyarakat kita berdasarkan pengetahuan mereka terhadap Islam, memilih pemerintahan Islami.

Sumber: Islammuhammadi

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.