Syi'ah meyakini bahwa masalah tawassul serupa dengan masalah syafaat, yaitu bahwa orang-orang yang menghadapi berbagai problema, apakah problema duniawi atau ruhani, dapat bertawassul atau meminta kepada Allah melalui para kekasih-Nya agar problema yang mereka hadapi, dengan izin-Nya, dapat diatasi.
Dengan kata lain, dan satu sisi, ia memohon langsung kepada Allah, tapi dari sisi lain, menjadikan para kekasih-Nya sebagai perantaranya. Dan seandainya ketika mereka menzalimi diri mereka (berbuat dosa) datang kepadamu, lalu minta ampun kepada Allah dan dimintakan ampun oleh Rasul, tentulah mereka akan dapati Allah Mahapengampun lagi Mahapengasih." (QS. 4:64)
Dalam kisah Nabi Yusuf, kita melihat betapa saudara-saudara Yusuf as meminta ayahnya, Nabi Ya'qub as, bersedia menjadi perantara mereka kepada Allah seraya berkata:
Ayah, mohonkan ampunan buat kami atas dosa-dosa kami. Kami adalah orang-orang yang bersalah" (QS. 12:97)
Dan Nabi Ya'kub as pun menerima permintaan mereka dan bersedia menjadi perantara dengan mengatakan:
Aku akan mohonkan ampun buat kamu kepada Tuhanku." (QS. 12:98)
Ini adalah bukti bahwa tawassul dilakukan oleh umat terdahulu. Tapi harus diingat bahwa tawassul tidak boleh melewati atas yang diizinkan, yaitu dengan menganggap para kekasih Allah itu dapat melakukan sesuatu tanpa izin Allah, karena perbuatan demikian dapat membawa kepada kemusyrikan. Demikian pula tidak boleh dilakukan dalam bentuk ibadah kepada para kekasih Allah itu, karena perbuatan demikian syirik dan kafir;
karena para kekasih Allah itu tidak dapat mendatangkan kebaikan atau keburukan tanpa izin Allah.
Katakanlah aku tidak dapat mendatangkan suatu manfaat buat diriku dan tidak pula dapat mencegah suatu mudharat dari diriku, kecuali yang dikehendaki Allah. (QS. 7:188)
Namun harus diakui terdapat sikap berlebih-lebihan pada sebagian kalangan awam di semua aliran Islam sehingga kita harus selalu membimbing dan menuntun mereka.
Syi'ah meyakini bahwa masalah tawassul serupa dengan masalah syafaat, yaitu bahwa orang-orang yang menghadapi berbagai problema, apakah problema duniawi atau ruhani, dapat bertawassul atau meminta kepada Allah melalui para kekasih-Nya agar problema yang mereka hadapi, dengan izin-Nya, dapat diatasi.
Dengan kata lain, dan satu sisi, ia memohon langsung kepada Allah, tapi dari sisi lain, menjadikan para kekasih-Nya sebagai perantaranya. Dan seandainya ketika mereka menzalimi diri mereka (berbuat dosa) datang kepadamu, lalu minta ampun kepada Allah dan dimintakan ampun oleh Rasul, tentulah mereka akan dapati Allah Mahapengampun lagi Mahapengasih." (QS. 4:64)
Dalam kisah Nabi Yusuf, kita melihat betapa saudara-saudara Yusuf as meminta ayahnya, Nabi Ya'qub as, bersedia menjadi perantara mereka kepada Allah seraya berkata:
Ayah, mohonkan ampunan buat kami atas dosa-dosa kami. Kami adalah orang-orang yang bersalah" (QS. 12:97)
Dan Nabi Ya'kub as pun menerima permintaan mereka dan bersedia menjadi perantara dengan mengatakan:
Aku akan mohonkan ampun buat kamu kepada Tuhanku." (QS. 12:98)
Ini adalah bukti bahwa tawassul dilakukan oleh umat terdahulu. Tapi harus diingat bahwa tawassul tidak boleh melewati atas yang diizinkan, yaitu dengan menganggap para kekasih Allah itu dapat melakukan sesuatu tanpa izin Allah, karena perbuatan demikian dapat membawa kepada kemusyrikan. Demikian pula tidak boleh dilakukan dalam bentuk ibadah kepada para kekasih Allah itu, karena perbuatan demikian syirik dan kafir;
karena para kekasih Allah itu tidak dapat mendatangkan kebaikan atau keburukan tanpa izin Allah.
Katakanlah aku tidak dapat mendatangkan suatu manfaat buat diriku dan tidak pula dapat mencegah suatu mudharat dari diriku, kecuali yang dikehendaki Allah. (QS. 7:188)
Namun harus diakui terdapat sikap berlebih-lebihan pada sebagian kalangan awam di semua aliran Islam sehingga kita harus selalu membimbing dan menuntun mereka. Agil asshofie 02:30:00 Admin Tangerang Indonesia
Dengan kata lain, dan satu sisi, ia memohon langsung kepada Allah, tapi dari sisi lain, menjadikan para kekasih-Nya sebagai perantaranya. Dan seandainya ketika mereka menzalimi diri mereka (berbuat dosa) datang kepadamu, lalu minta ampun kepada Allah dan dimintakan ampun oleh Rasul, tentulah mereka akan dapati Allah Mahapengampun lagi Mahapengasih." (QS. 4:64)
Dalam kisah Nabi Yusuf, kita melihat betapa saudara-saudara Yusuf as meminta ayahnya, Nabi Ya'qub as, bersedia menjadi perantara mereka kepada Allah seraya berkata:
Ayah, mohonkan ampunan buat kami atas dosa-dosa kami. Kami adalah orang-orang yang bersalah" (QS. 12:97)
Dan Nabi Ya'kub as pun menerima permintaan mereka dan bersedia menjadi perantara dengan mengatakan:
Aku akan mohonkan ampun buat kamu kepada Tuhanku." (QS. 12:98)
Ini adalah bukti bahwa tawassul dilakukan oleh umat terdahulu. Tapi harus diingat bahwa tawassul tidak boleh melewati atas yang diizinkan, yaitu dengan menganggap para kekasih Allah itu dapat melakukan sesuatu tanpa izin Allah, karena perbuatan demikian dapat membawa kepada kemusyrikan. Demikian pula tidak boleh dilakukan dalam bentuk ibadah kepada para kekasih Allah itu, karena perbuatan demikian syirik dan kafir;
karena para kekasih Allah itu tidak dapat mendatangkan kebaikan atau keburukan tanpa izin Allah.
Katakanlah aku tidak dapat mendatangkan suatu manfaat buat diriku dan tidak pula dapat mencegah suatu mudharat dari diriku, kecuali yang dikehendaki Allah. (QS. 7:188)
Namun harus diakui terdapat sikap berlebih-lebihan pada sebagian kalangan awam di semua aliran Islam sehingga kita harus selalu membimbing dan menuntun mereka. Agil asshofie 02:30:00 Admin Tangerang Indonesia
Tawassul Dalam Islam
Posted by Agil Asshofie
on 02:30:00
Previous
Antara Zionisme dengan Rasisme
Antara Zionisme dengan Rasisme
Artikel Terkait:
Pengaruh Syiah Di Indonesia Tradisi Syiah Kajian tentang Syi'ah di Indonesia, telah dilakukan oleh sejumlah ahli dan pengamat sejarah, sebagian besar dia ...
Imam Maksum Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...
Manfaat Wudhu Sebagai Pengobatan Medis Wudhu merupakan suatu bentuk ritual yang mengawali ibadah sholat yang akan dilakukan oleh para kaum muslim di seluruh dunia. Wudhu se ...
Tanda-tanda Tertutupnya Hati Kepada Allah1. Ar-Rayn (Karat) Ar-Rayn adalah karat yang menutupi hati. Allah SWT berfirman: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang ...
Melaknat Ali bin Abi Thalib Dalam Khotbah Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...
Berikan Komentar Anda