Ketidaksuburan atau infertilitas sering dialamatKkan pada wanita (sang istri). Seolah-olah bila menjumpai pasangan suami istri telah menikah beberapa tahun dan belum juga dikaruniai momongan, klaim yang pertama-tama selalu ditujukan pada sang istri, dikatakan istrilah penyebab kemandulan.
Padahal menurut hasil penelitian penyebab kemandulan karena istri 60 persen, kemandulan karena suami 40 persen. Pengertian kurang subur (mandul) menurut para dokter kandungan dan kebidanan adalah apabila suami istri sudah menikah selama satu tahun atau lebih dan melakukan hubungan suami istri secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi belum juga mendapat anak.
Saat itulah pasangan suami istri perlu mewaspadai mengapa buah hati yang diidam-idamkan belum juga kunjung tiba, dan sebaiknya sudah harus memeriksakan diri ke dokter atau laboratorium. Kesuburan atau fertilitas sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya adanya gangguan fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofisis yang memproduksi hormon FSH (follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), atau gangguan pada organ-organ reproduksi baik organ reproduksi wanita maupun pria, adanya infeksi, penyumbatan, kista di rahim, atau indung telur akan berdampak terhadap kesuburan wanita. Tidak adanya sel telur atau lemahnya sel telur serta rendahnya kualitas sel telur juga dapat memengaruhi pada kesuburan.
Faktor risiko
Wanita memiliki faktor risiko mengalami gangguan kesuburan selain karena faktor hormonal maupun gangguan reproduksi, seperti:
A. Kegemukan
Pengertian kegemukan adalah bila berat badan 20% lebih daripada berat badan normal. Misalnya berat badan ideal seharusnya 50 kg dan ternyata seseorang memiliki berat badan 60 kg, berarti mengalami kegemukan (obesitas). Keadaan berat tubuh yang berlebih terjadi peningkatan hormon estrogen yang akan berpengaruh pada siklus haid, misalnya haid tidak lancar. Selain itu lemak tubuh yang berlebihan dapat menekan organ-organ dalam tubuh sehingga mempersulit kerja organ reproduksi (Dini Kasdu). Meskipun disinyalir ketidakteraturan menstruasi bukan jaminan sukar mendapatkan anak, tetapi masalah tersebut akan mempersulit menentukan hari subur bagi wanita.
B. Lingkungan Hidup
Secara tidak langsung lingkungan di mana seseorang tinggal dapat memengaruhi ketidaksuburan seseorang wanita maupun pria. Misalnya polusi udara yang mengandung partikel-partikel kimia bila dihisap secara terus-menerus, setiap hari bahkan dalam jangka panjang akan berpengaruh pada kualitas sel telur maupun sel sperma. Polutan dari sampah, debu jalanan, resapan limbah pabrik yang mencemari lingkungan, semua dapat menimbulkan bakteri yang dapat menjadi masalah terhadap kesuburan.
C. Stres
Masalah psikis cukup berpengaruh terhadap kesuburan, baik dialami pria (suami) maupun wanita (istri). Kecemasan yang dialami secara berkepanjangan, ketegangan urat saraf, masalah-masalah intern keluarga dan di luar keluarga bila terus menerus terjadi akan memiliki risiko terhadap kesuburan. Bila ini terjadi pada wanita biasanya akan berpengaruh pada siklus haid, tak ada gairah untuk melakukan hubungan dan bahkan sampai pada terjadi gangguan ovulasi. Juga bila masalah psikis ini dialami pria yang bersangkutan dapat mengalami gangguan ereksi, gangguan pada sel sperma, misalnya kualitas sperma yang kurang baik, dan sebagainya.
D. Gizi Buruk
Idealnya makanan yang dikonsumsi harus seimbang, artinya terpenuhi unsur karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin, dengan porsi yang cukup. Apabila makanan kurang memenuhi syarat juga akan berisiko terhadap kesuburan yang bisa disebabkan dari pihak istri maupun suami. Gizi yang baik tidak selalu harus dari bahan-bahan makanan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan. Makananmakanan tertentu yang dapat menunjang kesuburan perlu dikonsumsi secara teratur, misalnya makanan yang banyak mengandung vitamin E dan C. Menu-menu makanan berganti-ganti setiap hari sangat dianjurkan, supaya kecukupan akan gizi terpenuhi.
Ketidaksuburan atau infertilitas sering dialamatKkan pada wanita (sang istri). Seolah-olah bila menjumpai pasangan suami istri telah menikah beberapa tahun dan belum juga dikaruniai momongan, klaim yang pertama-tama selalu ditujukan pada sang istri, dikatakan istrilah penyebab kemandulan.
Padahal menurut hasil penelitian penyebab kemandulan karena istri 60 persen, kemandulan karena suami 40 persen. Pengertian kurang subur (mandul) menurut para dokter kandungan dan kebidanan adalah apabila suami istri sudah menikah selama satu tahun atau lebih dan melakukan hubungan suami istri secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi belum juga mendapat anak.
Saat itulah pasangan suami istri perlu mewaspadai mengapa buah hati yang diidam-idamkan belum juga kunjung tiba, dan sebaiknya sudah harus memeriksakan diri ke dokter atau laboratorium. Kesuburan atau fertilitas sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya adanya gangguan fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofisis yang memproduksi hormon FSH (follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), atau gangguan pada organ-organ reproduksi baik organ reproduksi wanita maupun pria, adanya infeksi, penyumbatan, kista di rahim, atau indung telur akan berdampak terhadap kesuburan wanita. Tidak adanya sel telur atau lemahnya sel telur serta rendahnya kualitas sel telur juga dapat memengaruhi pada kesuburan.
Faktor risiko
Wanita memiliki faktor risiko mengalami gangguan kesuburan selain karena faktor hormonal maupun gangguan reproduksi, seperti:
A. Kegemukan
Pengertian kegemukan adalah bila berat badan 20% lebih daripada berat badan normal. Misalnya berat badan ideal seharusnya 50 kg dan ternyata seseorang memiliki berat badan 60 kg, berarti mengalami kegemukan (obesitas). Keadaan berat tubuh yang berlebih terjadi peningkatan hormon estrogen yang akan berpengaruh pada siklus haid, misalnya haid tidak lancar. Selain itu lemak tubuh yang berlebihan dapat menekan organ-organ dalam tubuh sehingga mempersulit kerja organ reproduksi (Dini Kasdu). Meskipun disinyalir ketidakteraturan menstruasi bukan jaminan sukar mendapatkan anak, tetapi masalah tersebut akan mempersulit menentukan hari subur bagi wanita.
B. Lingkungan Hidup
Secara tidak langsung lingkungan di mana seseorang tinggal dapat memengaruhi ketidaksuburan seseorang wanita maupun pria. Misalnya polusi udara yang mengandung partikel-partikel kimia bila dihisap secara terus-menerus, setiap hari bahkan dalam jangka panjang akan berpengaruh pada kualitas sel telur maupun sel sperma. Polutan dari sampah, debu jalanan, resapan limbah pabrik yang mencemari lingkungan, semua dapat menimbulkan bakteri yang dapat menjadi masalah terhadap kesuburan.
C. Stres
Masalah psikis cukup berpengaruh terhadap kesuburan, baik dialami pria (suami) maupun wanita (istri). Kecemasan yang dialami secara berkepanjangan, ketegangan urat saraf, masalah-masalah intern keluarga dan di luar keluarga bila terus menerus terjadi akan memiliki risiko terhadap kesuburan. Bila ini terjadi pada wanita biasanya akan berpengaruh pada siklus haid, tak ada gairah untuk melakukan hubungan dan bahkan sampai pada terjadi gangguan ovulasi. Juga bila masalah psikis ini dialami pria yang bersangkutan dapat mengalami gangguan ereksi, gangguan pada sel sperma, misalnya kualitas sperma yang kurang baik, dan sebagainya.
D. Gizi Buruk
Idealnya makanan yang dikonsumsi harus seimbang, artinya terpenuhi unsur karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin, dengan porsi yang cukup. Apabila makanan kurang memenuhi syarat juga akan berisiko terhadap kesuburan yang bisa disebabkan dari pihak istri maupun suami. Gizi yang baik tidak selalu harus dari bahan-bahan makanan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan. Makananmakanan tertentu yang dapat menunjang kesuburan perlu dikonsumsi secara teratur, misalnya makanan yang banyak mengandung vitamin E dan C. Menu-menu makanan berganti-ganti setiap hari sangat dianjurkan, supaya kecukupan akan gizi terpenuhi. Agil asshofie 04:07:00 Admin Tangerang Indonesia
Padahal menurut hasil penelitian penyebab kemandulan karena istri 60 persen, kemandulan karena suami 40 persen. Pengertian kurang subur (mandul) menurut para dokter kandungan dan kebidanan adalah apabila suami istri sudah menikah selama satu tahun atau lebih dan melakukan hubungan suami istri secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi belum juga mendapat anak.
Saat itulah pasangan suami istri perlu mewaspadai mengapa buah hati yang diidam-idamkan belum juga kunjung tiba, dan sebaiknya sudah harus memeriksakan diri ke dokter atau laboratorium. Kesuburan atau fertilitas sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya adanya gangguan fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofisis yang memproduksi hormon FSH (follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), atau gangguan pada organ-organ reproduksi baik organ reproduksi wanita maupun pria, adanya infeksi, penyumbatan, kista di rahim, atau indung telur akan berdampak terhadap kesuburan wanita. Tidak adanya sel telur atau lemahnya sel telur serta rendahnya kualitas sel telur juga dapat memengaruhi pada kesuburan.
Faktor risiko
Wanita memiliki faktor risiko mengalami gangguan kesuburan selain karena faktor hormonal maupun gangguan reproduksi, seperti:
A. Kegemukan
Pengertian kegemukan adalah bila berat badan 20% lebih daripada berat badan normal. Misalnya berat badan ideal seharusnya 50 kg dan ternyata seseorang memiliki berat badan 60 kg, berarti mengalami kegemukan (obesitas). Keadaan berat tubuh yang berlebih terjadi peningkatan hormon estrogen yang akan berpengaruh pada siklus haid, misalnya haid tidak lancar. Selain itu lemak tubuh yang berlebihan dapat menekan organ-organ dalam tubuh sehingga mempersulit kerja organ reproduksi (Dini Kasdu). Meskipun disinyalir ketidakteraturan menstruasi bukan jaminan sukar mendapatkan anak, tetapi masalah tersebut akan mempersulit menentukan hari subur bagi wanita.
B. Lingkungan Hidup
Secara tidak langsung lingkungan di mana seseorang tinggal dapat memengaruhi ketidaksuburan seseorang wanita maupun pria. Misalnya polusi udara yang mengandung partikel-partikel kimia bila dihisap secara terus-menerus, setiap hari bahkan dalam jangka panjang akan berpengaruh pada kualitas sel telur maupun sel sperma. Polutan dari sampah, debu jalanan, resapan limbah pabrik yang mencemari lingkungan, semua dapat menimbulkan bakteri yang dapat menjadi masalah terhadap kesuburan.
C. Stres
Masalah psikis cukup berpengaruh terhadap kesuburan, baik dialami pria (suami) maupun wanita (istri). Kecemasan yang dialami secara berkepanjangan, ketegangan urat saraf, masalah-masalah intern keluarga dan di luar keluarga bila terus menerus terjadi akan memiliki risiko terhadap kesuburan. Bila ini terjadi pada wanita biasanya akan berpengaruh pada siklus haid, tak ada gairah untuk melakukan hubungan dan bahkan sampai pada terjadi gangguan ovulasi. Juga bila masalah psikis ini dialami pria yang bersangkutan dapat mengalami gangguan ereksi, gangguan pada sel sperma, misalnya kualitas sperma yang kurang baik, dan sebagainya.
D. Gizi Buruk
Idealnya makanan yang dikonsumsi harus seimbang, artinya terpenuhi unsur karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin, dengan porsi yang cukup. Apabila makanan kurang memenuhi syarat juga akan berisiko terhadap kesuburan yang bisa disebabkan dari pihak istri maupun suami. Gizi yang baik tidak selalu harus dari bahan-bahan makanan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan. Makananmakanan tertentu yang dapat menunjang kesuburan perlu dikonsumsi secara teratur, misalnya makanan yang banyak mengandung vitamin E dan C. Menu-menu makanan berganti-ganti setiap hari sangat dianjurkan, supaya kecukupan akan gizi terpenuhi. Agil asshofie 04:07:00 Admin Tangerang Indonesia
Penyeb Ganguan Kesuburan Pada Wanita
Posted by Agil Asshofie
on 04:07:00
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
Berikan Komentar Anda