Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » , » Memberikan Dorongan Belajar Kepada Anak

Memberikan Dorongan Belajar Kepada Anak

Pada fase ini, belajar adalah hal yang penting bagi anak-anak. Inilah saat yang tepat untuk memberikan dorongan belajar kepada mereka, mematangkan kekuatan akal, serta mewujudkan kecintaan hakiki mereka terhadap penguasaan ilmu. 
 
Pada masa ini, anak-anak memiliki potensi yang kuat untuk menghapal apapun yang sampai ke pendengarannya. Karena itu, proses belajar menjadi sangat penting untuk menanamkan berbagai pengetahuan dan membuatnya tetap melekat dalam ingatan anak. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAWW bersabda: Orang yang belajar di waktu kecil itu ibarat melukis di atas batu. 
 
Dalam kesempatan lain, beliau juga bersabda: Memori anak-anak itu seperti tanda terpahat di batu.
 
Demikian pentingnya pendidikan anak-anak sampai-sampai Rasulullah secara khusus berwasiat kepada para orang tua: Perintahlah anakmu untuk mencari ilmu
 
Bahkan, menurut Rasulullah, pengajaran anak-anak adalah salah satu pintu rahmat Allah bagi orang tua mereka. Beliau bersabd: Rahmat Allah semoga tercurah bagi seorang hamba yang menunjukkan kepada anaknya bagaimana cara berbuat baik kepada orang tua; yang mengajarkan kelembutan, pendidikan, dan sopan santun. 
 
Pendidikan adalah hak asasi seorang anak sebagaimana sabda Imam Ali Zainal Abidin a.s: Seorang anak memiliki hak untuk mendapatkan kasih sayang, pengenalan pada etika dan budaya, dan pengajaran. 
 
Berkaitan dengan hal ini juga, Rasulullah bersabda: Ada tiga hal yang termasuk ke dalam hak-hak anak yang harus ditunaikan orang tuanya, yaitu membaguskan namanya, mengajarinya penulisan, dan menikahkannya jika sudah dewasa. 
 
Dewasa ini, fungsi pengajaran baca tulis sudah dipegang oleh lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah. Tetapi, itu tidaklah berarti bahwa peran orang tua tidak lagi diperlukan. Dalam kondisi seperti ini, harus ada kerja sama di antara orang tua dan sekolah. 
 
Harus juga diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan di sini tentulah tidak sebatas pendidikan baca tulis. Segala hal yang memungkinkan untuk diajarkan kepada anak-anak, harus diajarkan. Jadi, pendidikan di sini meliputi seluruh bidang ilmu seperti kedokteran, humaniora, sastra, sejarah, filsafat, dan lain-lain. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah pentingnya aspek pendidikan ruhani dan ibadah. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAWW bersabda tentang pentingnya pengajaran Al-Quran: Orang yang mengajarkan Al-Qur’an itu kelak akan dipanggil dari dua pintu. Dia akan mengenakan dua pakaian yang memancarkan dua cahaya. Dari kedua cahaya itu tampaklah wajah penghuni surga. 
 
Maksud dari pengajaran Al-Qur’an di sini adalah pengajaran yang komprehensif, dimulai dari pengajaran membaca secara benar sesuai dengan kaidah bahasanya. Berikutnya, si anak harus didorong untuk menghapal beberapa ayat dengan memperhatikan tingkat kemampuan akal seorang anak kecil. Setelah itu, mereka juga perlu diajari tafsir beberapa surat yang relevan dengan kebutuhan anak, terutama yang berkaitan dengan aqidah dan akhlak, atau juga hal-hal yang berhubungan dengan hukum-hukum syar’iy (ibadah dan muamalah). 
 
Berikutnya, pada fase inilah si anak harus mulai diperkenalkan pada tata cara beribadah. Yang pertama kali harus diajarkan adalah tata cara wudhu dan shalat. 
 
Imam Muhamad Al-Baqir a.s. berkata: Ketika anak sudah berusia tujuh tahun, katakanlah kepadanya, ” Basuhlah wajah dan tanganmu!” Jika sudah dibasuh, katakanlah, “ Shalatlah!” Kemudian biarkan mereka sampai usia sembilan tahun. Barulah pada saat itu mereka diajari wudhu secara benar.... 
 
Anak-anak juga perlu diajari hadis sebagai langkah preventif terhadap pengaruh ajaran sesat. Imam Shadiq a.s. dalam hal ini berkata: Ajarilah anak-anakmu hadis sebelum mereka terpengaruh faham Murji’ah.

Imam Hasan a.s. menjelaskan tentang hal-hal yang diterimanya sebagai ajaran dari Rasulullah SAWW dengan mengatakan: Kakekku, Rasulullah SAWW mengajariku kata-kata yang kini biasa aku ucapkan tiap-tiap qunut witir “ Allahummahdini fiman hadayta, wa ‘afini fiman ‘afayta, watawallani fiman tawallayta....“ 
 
Orang tua juga harus memperhatikan aspek pengajaran berbagai hal yang berguna bagi kehidupan anak-anak jika sudah dewasa kelak. Riwayat berikut ini menceritakan bagaimana Imam Ali a.s. mengajari anaknya, Imam Hasan a.s. berpidato: (Imam Ali berkata), “ Wahai anakku, bangunlah untuk berpidato biar aku dengar pidatomu!” Imam Hasan berkata, “ Bagaimana mungkin aku berpidato di hadapanmu, wahai ayahku, pada saat aku sedang menatap wajahmu? Aku pasti malu” 
 
Kemudian diriwayatkan bahwa Imam Ali mengum-pulkan sanak-saudaranya supaya mereka bersama-sama mendengarkan pidato Imam Hasan. 
 
Rasulullah juga memberikan dorongan kepada pendidik, orang tua, dan anak dalam kegiatan belajar-mengajar melalui sabdanya berikut ini.: Jika seorang guru mengajarkan muridnya lafaz bismillah, Allah akan menetapkan ketentuan terbebas dari api neraka baginya, bagi si anak itu, serta bagi orang tuanya.  
 
Imam Ali a.s. pernah mendorong orang-orang agar mereka mengajari anak-anak tentang syair-syair Abu Thalib. Dirawayatkan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq a.s. berkata: Dulu, Imam Ali a.s. sangat tertarik dengan puisi Abu Thalib serta susunannya. Beliau berkata, “ Pelajarilah dan ajarkanlah buat anak-anakmu. Sesungguhnya beliau berada pada agama Allah dan memiliki ilmu yang amat banyak.

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.