Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Krisis Pangan Dunia

Krisis Pangan Dunia

Salah satu ancaman serius yang dihadapi umat manusia saat ini adalah kelangkaan akan kecukupan pangan. Kelangkaan pangan ini telah menimbulkan persoalan-persoalan sosial dan politik yang serius. Di negara-negara Timur Tengah dan Afrika, tingginya harga pangan menjadi salah satu sebab munculnyagerakan reformasi. Sementara itu, di Mozambique salah satu dampak sosial yang cukup memprihatinkan dari meroketnya harga pangan dunia adalah kerusuhan-kerusuhan horizontal yang terjadi di negara itu. Oleh karenanya, Masyarakat menuntut pemenuhan kebutuhan pangan yang semakin mahal dan permintaan akan peningkatan pendapatan demi bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit.
    
Dinegara-negara lain, tingginya harga pangan telah menyulut aksi protes rakyat seperti di mesir yang berujung pada jatuhnya rezim Hosni Mubarak, Kamerun, Pantai Gading, Mauritania, Ethiopia, Madagaskar, Filipina, dan Indonesia. Di Haiti, situasinya justru memprihatinkan. Pada 2008, harga beras naik dua kali lipat dari harga US$35 menjadi US$70 untuk 60 kilogram beras, atau dari sekitar Rp 5.450 per kiligram beras menjadi Rp 10.750 per kilogram. Akibatnya, Protes rakyat berlangsung panjang dan memakan korban jiwa.
    
Di Indonesia sebagaimana di jelaskan  badan Pusat Statistik menunjukkan tingginya harga bahan pangan. Haga beras naik menjadi 12,36% menjadi Rp 7.500 per kilogram. Minyak goreng curah naik 17,89% menjadi Rp 9.441 per kilogram, dan tepung terigu naik 0,36% menjadi Rp 7.606 per kilogram. Sementara itu, untuk pertama kalinya harga cabai rawit merah mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
    
Disini negara-negara diharapkan peka terhadap kebijakan ketahanan pangan. Istilah ketahanan pangan sendiri merupakan sebuah konsep yang baru muncul pertama kali pada tahun 1974 dari hasil First World Food Conference 1974.  Menurut FAO ( Food and Agricultural organization) 1992, ketahanan pangan adalah situasi dimana semua orang dalam segala waktu memiliki kecukupan jumlah atas pangan yang aman dan bergizi demi kehidupan yang sehat dan aktif. Dari definisi diatas  dapat disimpulkan bahwa kebijakan ketahanan pangan diharapkan dapat memenuhi berbagai faktor, seperti ketersediaan,aksesibilitas, kestabilan dan keamanan. Oleh karena itu, dalam merumuskan kebijakan ketahanan pangan, sebuah negara sangat penting melihat mekanisme apa yang dipakai.

Ada beberapa faktor penyebab krisis pangan

1.Penduduk dunia yang kian bertambah.

Ketika penduduk semakin bertambah maka konsumsi dunia yang semakin tinggi. Tingginya permintaan ini disebabkan salah satunya oleh semakin bertambahnya penduduk di tiap-tiap negara setiap tahunnya. Laster Brown, kepala lembaga kebijakan bumi di Washington DC, mengemukakan bahwa keterbatasan pangan dapat menyebabkan runtuhnya peradaban dunia. Menurut Brown, manusia mempertahankan kehidupannya dengan mengikis tanah dan menghabiskan persediaan air tanah lebih cepat dari pemulihannya kembali. Laporan kompas menjelaskan bahwa populasi manusia di dunia mengalami peningkatan sebesar 1,2% setiap tahunnya sehingga kenaikan konsumsi pangan harus bisa mengimbangi pertambahan penduduk demi kelangsungan hidup dimasa depan.

2.Cuaca Ekstrem

    Perubahan cuaca cukup ektrem yang terjadi di beberapa negara termasuk salah satu faktor yang memberikan dampak negatif bagi produksi pangan. Beberapa wilayah bahkan tidak hanya mengalami gagal panen, tetapi juga turut merusak lahan produksi sehingga kecukupan pangan bisa terganggu dalam waktu yang cukup lama. Hal ini tampak jelas di beberapa negara, baik negara maju, berkembang maupun miskin. Pada bulan November 2007 terjadi topan Sidr menewaskan ribuan orang di Bangladesh dan menyapu lahan-lahan padi di negara itu. Lebih lanjut, berita dari media Epochtime menyebutkan bahwa pada tahun 2010 banyak wilayah penghasil pangan dunia diterpa berbagai bencana alam dan musibah yang menyebabkan produksi bahan pangan merosot drastis.

3. Pembatasan Ekspor

    Kenaikan harga pangan dunia juga dipicu oleh perlindungan persediaan pangan dalam negeri masing-masing negara sehinggamenurunkan kuantitas jumlah ekspor bahan makanan di pasaran internasional. Direktur organisasi perdagangan dunia (WTO), Pascal Lamy, di Jenewa pada 22 January 2011, Swiss, mengemukakan bahwa pembatasan ekspor saat ini menjadi penyebab utama melonjaknya harga pagan dunia. Kebijakan tersebut  mengkhawatirkan karena tidak hanya akan mengganggu harga pangan di pasaran, tetapi juga ancaman bagi negara-negara yang amat bergantung kepada pasokan impor untuk memenuhi kecukupan pangan mereka. Lamy mengungkapkan pembatasan ekspor telah memainkan peran utama dalam krisis pangan.

4. Trend energi alternatif  biofuel
    
Salah satu faktor penyebab krisis pangan dunia adalah kebijakan energi alternatif biofuel yang banyak dikembangkan di negara-negara industri maju. Jagung dan kelapa sawit misalnya, kedua pangan itu sebelumnya  untuk konsumsi masyarakat dunia, tetapi saat ini banyak dijual untuk biofuel yang permintaannya cukup tinggi. Keterkaitan biofuel dengan kenaikan harga pangan memang sangat erat. Hal ini terjadi karena beberapa komoditi pangan kini dipergunakan sebagai bahan baku biofuel. Jika harga beli jagung dan kedelai untuk kebutuhan  biofuel lebih tinggi dibanding harga beli untuk kebutuhan konsumsi, maka pelaku pasar memiliki kecenderungan untuk menjual hasil panen jagung dan kedelai mereka ke produsen biofuel. Seperti yang terjadi di Cina, pengalihan produksi jagung untuk biofuel menyebabkan kelangkaan pakan ternak di negara itu.

Upaya alternatif menghadapi ancaman krisis pangan
    
Pertama, negara perlu memaksimalkan kemampuan nasional dalam konsep ketahanan pangan. Sektor pangan seprti pertanian, perkebunan dan peternakan perlu difokuskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Pemerinah dituntut untuk berperan dalam menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat pada semua lapisan sosial. Pemerintah perlu menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama pembangunan ekonomi. Dengan memaksimalkan kemampuan domestik dalam arti sumber daya alam (lahan) dan para ahli (teknologi), diharapkan ketahanan pangan dapat terwujud.
    
Kedua, dibutuhkan peran pemerintah yang proporsional dalam menjaga stabilitas harga produk pangan sehingga masyarakat pada semua lapisan sosial mendapatkan hak dan kesempatan yang sama dalam akses pemenuhan kebutuhan pangan. Peran pemerintah dibutuhkan dalam melaksanakan kebijakan yang lebih berpihak pada petani dan kaum ekonomi lemah dengan transparansi subsidi impor dan prioritas kebijakan impor dalam kondisi darurat sehingga harga produk pangan relatif stabil dan semua masyarakat mendapat akses yang sama dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
    
Ketiga, pemerintah harus dapat melaksanakan kebijakan untuk menjaga kestabilitan harga pangan. Disaat panen raya, misalnya, pemerintah harus membeli produk pangan dengan harga yang rasional  demi kesejahteraan petani, sedangkan disaat gagal panen, pemerintah menjadi tiang penyangga dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan.
    
Keempat, sektor pertanian perlu didorong untuk selalu melakukan inovasi-inovasi mutakhir dengan memberikan insentif pertanian supaya petani termotivasi dan berkembang. Aspek ini yang secara tidak langsung sangat mempengaruhi kinerja dan semangat hidup petani adalah akses pendidikan dan kesehatan bagi keluarganya sehingga dukungan terhadap aspek-aspek ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani sebagai aktor utama dalam perkembangan sektor pertanian.

Previous
« Prev Post

1 Komentar

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.