Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Sejarah Kehidupan Imam Muhammad Baqir

Sejarah Kehidupan Imam Muhammad Baqir

Nama : Muhammad
Gelar : Al-Baqir
Julukan : Abu Ja'far
Ayah : Ali Zainal Abidin
lbu : Fatimah binti Hasan
Tempat/Tgl Lahir : Madinah, 1 Rajab 57 H.
Hari/Tgl Wafat : Senin, 7 Dzulhijjah 114 H.
Umur : 57 Tahun
Sebab Kematian : Diracun Hisyam bin Abdul Malik
Makam : Baqi’, Madinah
Jumlah Anak : 8 orang; 6 laki-laki dan 2 perempuan
Anak Laki-laki : Ja’far Shodiq, Abdullah, Ibrahi, Ubaidillah, Reza, Ali
Anak Perempuan : Zainab, Ummu Salamah

Kelahiran Imam Muhammad Baqir

Imam Muhammad Al-Baqir a.s. dilahirkan di Madinah pada tanggal 1 Rajab atau 3 Shafar 57 H. Ayahnya adalah Imam Ali Zainal Abidin a.s. dan ibunya adalah Fathimah binti Imam Hasan Al-Mujtaba a.s. yang lebih dikenal dengan julukan Ummu Abdillah. Dengan demikian, nasabnya bersambung ke Bani Hasyim, baik dari sisi ayah maupun ibu.

Imam Al-Baqir as mengalami hidup bersama kakeknya, Imam Husain as pada saat tragedi Karbala, yang ketika itu beliau masih berusia empat tahun. 

Imam Baqir a.s. syahid pada hari Senin, 7 Dzul Hijjah 114 H. dalam usia 57 tahun. Ia diracun oleh Hisyam bin Abdul Malik, salah seorang khalifah Bani Umaiyah, dan dikuburkan di pemakaman Baqi'.Dengan demikian, Imam Muhammad Baqir as adalah imam pertama yang memiliki nasab keturunan Rasulullah saw dari pihak ayah dan ibu, sekaligus.

Beliau hidup bersama ayahnya selama 18 tahun dan masa itu adalah masa keimamahan (kepemimpinan)-nya. Beliau mengkhidmatkan masa-masa hidupnya demi menyebarkan ilmu pengetahuan Islam.

Orang-orang memberi beliau gelar Al-Baqir (Sang Jenius), karena beliau telah membongkar ilmu pengetahuan dari khazanah-khazanahnya. Imam as juga memiliki gelar-gelar lain yang menunjukkan sifat dan akhlak agung beliau, seperti Asy-Syakir (yang banyak bersyukur) dan Al-Hadi (pemberi petunjuk).

Sewaktu masih berusia belia, Imam Muhammad Al-Baqir as bertemu dengan sebagian besar sahabat utama Nabi, seperti Jabir bin Abdillah Al-Anshari. Kepada beliau Jabir mengatakan, “Rasulullah mengirimkan salam untukmu.” Salam ini membuat orang-orang yang hadir saat itu menjadi heran.

Jabir melanjutkan, “Suatu hari aku sedang duduk bersama Rasulullah, sedangkan Husain as berada di haribaannya. Beliau berkata padaku, ‘Hai Jabir, putraku ini kelak mempunyai seorang anak yang bernama Ali. Dan pada Hari Kiamat, seseorang akan memanggilnya ‘Sayyidul Abidin’. Kemudian melalui Ali, seorang anak yang bernama Muhammad Al-Baqir yang memiliki keluasan ilmu akan lahir. Bila engkau berjumpa dengannya, sampaikan salamku kepadanya.’”

Imam Baqir a.s. dikenal karena keluasan ilmu dan takwanya. Ia selalu menjadi rujukan muslimin dalam setiap problema. Keberadaan Imam Baqir a.s. adalah sebuah pengantar bagi perbaikan umat. Masyarakat mengenalnya sebagai putra orang-orang luhur yang rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi mencegah penyelewengan umat yang hampir saja memusnahkan Islam. Dengan pengorbanan mereka ini, diharapkan muslimin dapat mengetahui bahwa para penguasa yang memerintah atas nama Islam tidak seperti kenyataan di alam realita. Mereka tidak pernah mau untuk mempraktekkan Islam dalam pemerintahan mereka.

Imam Baqir a.s. mengambil keputusan untuk mengekspos penyelewengan para penguasa dari garis Islam tersebut kepada khalayak ramai, dan memahamkan kepada mereka bahwa peristiwa itu bukan sekedar mimpi belaka.

Hisyam bin Abdul Malik, seorang khalifah dinasti Bani Umaiyah ketika melihat Imam Baqir a.s. dan bertanya siapakah dia, masyarakat di sekelilingnya menjawab bahwa ia adalah seorang yang dikagumi oleh penduduk Kufah. Orang ini adalah pemimpin Irak.
Ketika musim haji tiba, ribuan muslim yang berasal dari Irak, Khurasan dan kota-kota lain bertanya kepadanya tentang banyak hal mengenai Islam. Hal ini menunjukkan betapa ia sangat berpengaruh di dalam hati umat manusia.

Fuqaha` dari berbagai aliran dan disiplin ilmu sering mengadakan dialog dengan Imam Baqir a.s. berkenaan dengan permasalahan-permasalahan ilmiah yang sangat pelik dengan tujuan untuk mempermalukannya di hadapan khalayak. Akan tetapi, dengan jawaban-jawaban yang mematikan dan memuaskan ia memaksa mereka untuk bertekuk lutut di hadapannya.

"Universitas" Imam Baqir a.s. adalah sebuah tempat penting bagi para ilmuwan dan muhaddis yang pernah belajar darinya. Jabir Al-Ja'fi berkata: "Abu Ja'far a.s. meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis kepadaku". Muhammad bin Muslim berkata: "Dalam setiap permasalahan yang kuanggap sulit, aku pasti menanyakannya kepada Abu Ja'far a.s. sehingga aku mendapatkan tiga puluh ribu hadis darinya".
Imam Baqir a.s. pernah berkata tentang pengikut Syi'ah: "Para pengikut kami, Syi'ah Ali akan membela kami sepenuh hati dan demi menjaga agar agama tetap hidup mereka selalu bersatu dalam membela kami. Jika mereka marah, kemarahan tidak akan menjadikan mereka berbuat zalim, dan jika mereka sedang bahagia, mereka tidak akan melampaui batas. Mereka adalah sumber berkah bagi tetangganya dan dalam menghadapi para penentang, mereka selalu memilih jalan damai. Syi'ah kami taat kepada Allah".

Keutamaan dan Ilmu Imam Muhammad Baqir 

Imam Baqir a.s. pada masa imamahnya telah berhasil menyebarkan pengetahuan, khususnya dalam bidang hukum dan fiqih. Di samping ikut aktif dalam menangani problema ilmiah yang berkembang waktu itu, ia juga aktif mendidik para murid handal seperti Muhammad bin Muslim, Zurarah bin A'yan, Abu Nashir, Hisyam bin Salim, Jabir bin Yazid, Hamran bin A'yan dan Buraid bin Mu'awiyah Al-'Ajali.
Imam Baqir a.s. adalah kebanggaan Bani Hasyim pada zamannya dalam zuhud, takwa dan akhlak. Keilmuannya dikenal di seluruh penjuru negeri sehingga ia dijuluki dengan baaqirul uluum (penyingkap rahasia ilmu pengetahuan).

Seorang ulama besar Ahlussunnah yang bernama Ibnu Hajar Al-Haitsami menulis: "Muhammad Al-Baqir telah menyingkap rahasia ilmu pengetahuan dan menjelaskan hakikat hukum dan hikmah ilmu pengetahuan sehingga hal itu tidak tersembunyi kecuali bagi orang-orang yang bodoh atau berhati kotor. Oleh karena itu, ia dikenal dengan julukan penyingkap rahasia ilmu, pemilik rahasia dan pengibar bendera ilmu pengetahuan".

Abdullah bin 'Atha`, salah seorang ilmuwan yang hidup sezaman dengan Imam Baqir a.s. berkata: "Saya tidak pernah melihat para ilmuwan Islam kecil dan hina kecuali ketika mereka menghadiri majelis ilmiah Muhammad bin Ali (Al-Baqir)".

Seorang warga Syam, yang sebelumnya enggan hadir di majlis Imam Muhammad Al-Baqir as, berkata kepada beliau, “Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang lebih aku benci daripadamu. Kebencian padamu sungguh ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Meski begitu, aku melihatmu begitu sopan, beradab serta bertutur-kata yang santun. Maka ketahuilah, kehadiranku di majlismu ini karena kebaikan budi dan bahasamu.”

Dalam setiap kesempatan, Imam Al-Baqir as selalu mengatakan yang baik. Kepada orang Syam itu Imam as mengatakan, “Tiada sesuatu pun yang tersembunyi di sisi Allah SWT.”

Selang beberapa hari, orang tersebut tidak pernah kelihatan lagi. Imam as merasa kehilangan. Beliau bertanya kepada orang-orang yang mengenalnya. Kata mereka, orang itu sedang sakit.

Imam as bergegas menjenguknya. Beliau duduk di sisinya sambil bercakap-cakap dan bertanya tentang penyebab sakitnya. Lalu, Imam menganjurkan agar memakan makanan yang dingin dan segar. Setelah itu, Imam as pun meninggalkan orang tersebut.

Beberapa hari kemudian, orang itu pulih dari sakitnya. Pertama kali yang dia lakukan ialah pergi ke majelis Imam as. Di sana, dia memohon maaf kepada Imam, dan akhirnya menjadi salah satu sahabat beliau.

Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Abdullah bin Umar tentang sebuah masalah. Abdullah kebingungan menjawabnya. Ia berkata kepada si penanya, “Pergilah kepada anak itu, dan tanyalah padanya, kemudian beritahukan jawabannya kepadaku.” Anak yang dimaksudkannya itu ialah Imam Muhammad Al-Baqir as.

Maka orang tersebut datang kepada Imam as. dan bertanya padanya. Selekas itu, ia kembali kepada Abdullah dengan membawa jawaban yang didapatkannya dari beliau. Abdullah berkata, “Sesungguhnya mereka adalah Ahlul Bait Nabi yang telah diberikan pemahaman tentang segala sesuatu.”

Lomba Memanah

Hisyam bin Abdul Malik memutuskan untuk mengundang Imam Baqir a.s. mengikuti lomba memanah. Tujuannya adalah supaya ia hina di hadapan khalayak ketika ia kalah dalam perlombaan tersebut. Dengan ini, sebelum Imam Baqir a.s. memasuki istana Khalifah, ia memerintahkan beberapa prajurit istana untuk memasang tempat sasaran panah (yang terbuat dari kayu) dan mulai memanah.

Imam Baqir a.s. masuk ke istana dan duduk di sebuah tempat. Hisyam berkata kepadanya: "Tidakkah Anda ingin mengikuti lomba memanah?" "Usiaku sudah tua dan masa memanahku sudah lewat. Maafkanlah aku!", jawabnya pendek. Hisyam yang merasa menemukan kesempatan untuk mengalahkannya, memaksanya untuk mengikuti perlombaan tersebut. Akhirnya ia memerintahkan salah seorang pembesar Bani Umaiyah untuk memberikan panahnya kepada Imam Baqir a.s.

Imam Baqir a.s. mengambil panah tersebut dan bersiap siaga untuk membidikkan panahnya. Panah meluncur kencang dan tepat mengenai tengah sasaran. Ia bersiap siaga kembali untuk memanah. Panah kedua meluncur kencang memecahkan tangkai panah sebelumnya dan tepat menancap di tengahnya. Demikian seterusnya hingga panah kesembilan. Kemahiran Imam Baqir a.s. memanah ini membuat orang-orang yang hadir menganga keheranan. Hisyam bin Abdul Malik yang melihat rencananya gagal total, juga ikut merasa heran seraya berseloroh: "Sangat bagus wahai Abu Ja'far! Kamu adalah kebanggaan para pemanah Arab dan 'Ajam. Tidak masuk akal jika engkau berkata saya sudah tua". Akhirnya ia menundukkan kepala dan hanyut dalam pikirannya.

Dialog Muhammad Baqir dengan Pendeta

Imam Ja’far Ash-Shadiq as menceritakan, bahwa suatu ketika beliau berada di Syam bersama ayahnya (Imam Muhammad Al-Baqir as). Keberadaan mereka di Syam karena Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meminta mereka untuk datang ke sana.

Pada suatu hari, Imam Al-Baqir as melihat kerumunan orang-orang di sebuah tempat. Semua sedang menantikan seseorang. Beliau menanyakan perihal mereka itu. Dijawab, “Mereka itu sedang menunggu salah seorang pendeta, karena ia hanya muncul setahun sekali. Mereka bertanya dan meminta fatwa darinya.”

Imam as ikut menunggu bersama mereka sampai pendeta tersebut datang. Tatkala pendeta itu melihat Imam, ia menyapa beliau, “Apakah Anda dari golongan kami atau dari umat yang perlu dikasihani ini?”
Imam as menjawab, “Aku dari umat ini.”

Pendeta bertanya lagi, “Dari orang awam umat ini atau dari ulamanya?”

Imam menjawab, “Aku bukan dari orang awamnya.”

Pendeta berkata lebih serius, “Aku punya beberapa pertanyaan untuk Anda; dari mana Anda percaya bahwa penghuni surga makan dan minum tapi mereka tidak buang air?”

Imam as menjawab, “Bukti kami adalah janin yang ada dalam rahim ibunya. Ia makan tapi tidak buang kotoran.”

Pendeta itu bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang setenggat waktu yang tidak terhitung malam juga tidak terhitung siang.”

Imam as menjawab, “Waktu di antara terbitnya fajar dan terbitnya matahari.”

Mendengar jawaban-jawaban Imam as, sang pendeta terkejut. Ia ingin sekali membungkam Imam dengan pertanyaan lain. Ia berkata, “Kabarkan kepadaku tentang dua bayi yang keduanya dilahirkan pada hari yang sama dan meninggal pada hari yang sama juga. Umur bayi yang pertama 50 tahun dan yang kedua 150 tahun.”

Imam as menjawab, “Uzair dan saudaranya, saat itu usia Uzair 25 tahun. Tatkala melewati suatu desa di Antakia yang ditinggal mati oleh penduduknya, ia merenung, ‘Bagaimana Allah akan menghidupkan penduduk ini setelah kematian mereka?’

“Kemudian Allah SWT mematikan Uzair selama 100 tahun, lalu membangkitkannya lagi dan ia kembali ke rumahnya dalam keadaan muda, sementara saudaranya sudah tua-renta. Uzair hidup bersama saudaranya selama 25 tahun, dan kedua bersaudara itu pun meninggal pada hari yang sama.”

Melihat keluasan dan ketinggian ilmu Imam Al-Baqir as ini, pendeta itu lagi-lagi takjub. Tak ayal lagi, ia pun menyatakan keislamannya di depan khalayak, dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya.

Hari Kesyahidan Imam Muhammad Baqir

Meskipun usaha Imam Muhammad Al-Baqir as hanya tercurahkan di bidang-bidang ilmu pengetahuan dan penyebaran agama, akan tetapi para penguasa Bani Umayyah tidak bisa tenang melihat keberadaannya, khususnya setelah orang-orang mengetahui keutamaan, keluhuran, dan keluasan ilmu beliau. Kepribadian, akhlak, dan rasa kemanusiannnya menyinari mereka. Sebagaimana dari silsilah nasab beliau yang bersambung langsung ke Rasulullah saw, semua itu mengangkat kedudukannya di hati umat Islam menjadi begitu tinggi nan agung.

Begitu pula bagi Hisyam bin Abdul Malik. Dia senantiasa berpikir untuk membunuh Imam Al-Baqir as. Akhirnya, dia gunakan racun untuk membunuh beliau. Di tangannyalah Imam as syahid pada 7 Dzulhijjah 114 H.

Imam Muhammad Al-Baqir as telah menjalani masa hidupnya selama 57 tahun untuk mengabdi sepenuhnya kepada Islam dan kaum muslimin serta menyebarkan ilmu pengetahuan dan ajaran Ahlulbait as.

Mutiara Hadis Muhammad Baqir
 
Akibat baik dan buruk

"Alangkah mungkin orang yang tamak kepada dunia akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi bala` baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan alangkah mungkin seorang membenci urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian dan ia hidup bahagia karenanya".

Keutamaan terbaik dan jihad terbaik

"Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu".

Jiwa yang agung

"Kuwasiatkan lima hal kepadamu: (1) jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim, (2) jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat, (3) jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah, (4) jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan (5) jika engkau dicela, kontrollah dirimu".

Ambillah nasihat yang baik

"Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya".

Indahnya kesabaran yang disertai dengan ilmu

"(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu".

Kesempurnaan yang paling sempurna

"Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup".

Tiga kriteria agung

"Tiga hal adalah kemuliaan dunia dan akhirat: memaafkan orang yang menzalimimu, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, dan sabar ketika engkau diperlakukan sebagai orang bodoh".

Kontinyu dalam berdoa

"Sesungguhnya Allah membenci seseorang yang meminta-minta kepada orang lain berkenaan dengan kebutuhannya, dan menyukai hal itu (jika ia meminta kepada)-Nya. Sesungguhnya Ia suka untuk diminta setiap yang dimiliki-Nya".

Keutamaan orang alim atas 'abid

"Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu 'abid".

Dua karakter orang alim

"Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya".

Tiga pahala

"Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah".

Tinggalkanlah kemalasan

"Janganlah malas dan suka marah, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang malas, ia tidak akan dapat melaksanakan hak (orang lain), dan barang siapa yang suka marah, maka ia tidak akan sabar mengemban kebenaran".

Penyesalan di hari kiamat

"Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tidak melaksanakannya".

Buah silaturahmi

"Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba".

Berucap ramah dengan orang lain

"Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu".

Hadiah Ilahi

"Allah akan memberikan hadiah bala` kepada hamba-Nya yang mukmin sebagaimana orang yang bepergian akan selalu membawa hadiah bagi keluarganya, dan menjaganya dari (godaan) dunia sebagaimana seorang dokter menjaga orang yang sakit".

Jujur dan melaksanakan amanat

"Bersikaplah wara', berusahalah selalu, jujurlah, dan berikanlah amanat kepada orangnya, baik ia adalah orang baik maupun orang fasik. Seandainya pembunuh Ali bin Abi Thalib a.s. menitipkan amanat kepadaku, niscaya akan kuberikan kepadanya".

Perbedaan antara ghibah dan tuduhan

"Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya".

Pencela dibenci Allah

"Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri".

Tanda-tanda rendah hati

"(Engkau dapat dikatakan rendah hati jika) engkau rela duduk di sebuah majelis yang lebih rendah dari kedudukanmu, mengucapkan salam kepada orang yang kau jumpai, dan menghindari debat meskipun engkau benar".

Menjaga harga diri adalah ibadah terbaik

"Ibadah yang terbaik adalah menjaga perut dan kemaluan".

Tanda-tanda Syi'ah sejati

"Syi'ah kami (yang sejati) adalah orang yang takut kepada Allah dan menaati-Nya".

Sumber dosa adalah tidak kenal Allah

"Tidak akan bermaksiat kepada Allah orang yang mengenal-Nya".

Akal adalah makhluk Allah terbaik

"Ketika Allah menciptakan akal, Ia berfirman kepadanya: "Kemarilah!" Ia pun menghadap. Ia berfirman kembali: "Mundurlah!" Ia pun mundur. Kemudian Ia berfirman: "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih Kucintai darimu, dan Aku tidak akan menyempurnakanmu kecuali bagi orang yang Kucintai. Semua perintah, larangan, siksa dan pahala-Ku tertuju kepadamu".

Hisab atas dasar akal

"Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di dunia."

Pahala guru dan murid

"Sesungguhnya pahala orang yang mengajarkan ilmu adalah seperti pahala orang yang belajar darinya, dan ia masih memiliki kelebihan darinya. Oleh karena itu, pelajarilah ilmu dari ahlinya dan ajarkanlah kepada saudara-saudaramu sebagaimana ulama telah mengajarkannya kepadamu".

Dosa mufti yang tidak berilmu

"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya".

Ulama neraka

"Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya".

Tanda-tanda seorang faqih

"Faqih yang sebenarnya adalah orang yang zahid terhadap dunia, rindu akhirat dan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah SAWW".

Bergurau tanpa mencela

"Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai orang-orang yang suka bergurau dengan orang lain dengan syarat tanpa cela-mencela".

Azab untuk tiga kriteria

"Tiga kriteria yang penyandangnya tidak akan meninggal dunia kecuali ia telah merasakan siksanya: kezaliman, memutuskan tali silaturahmi dan bersumpah bohong, yang dengan sumpah tersebut berarti ia telah berperang melawan Allah".

Yang disukai Allah

"Sesuatu yang paling utama di sisi Allah adalah engkau meminta segala yang dimiliki-Nya".

Kontinyu dalam doa

"Demi Allah, seorang hamba tidak berdoa kepada-Nya terus menerus kecuali Ia akan mengabulkannya".

Berdoa di waktu sahar

"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang banyak berdoa. Oleh karena itu, berdoalah pada waktu sahar hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan".

Berdoa untuk orang lain

"Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya".

Mata-mata yang tidak akan menangis

"Semua mata pasti akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga mata: mata yang bangun malam di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada-Nya dan mata yang tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah".

Orang yang tamak bak ulat sutra

"Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga ia akan mati kesedihan di dalam sarangnya sendiri".

Jangan berwajah dua

"Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua; ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah, ia menghinanya".

Previous
« Prev Post

1 Komentar

  1. wah,.. artikelnya selain mendidik teteapi sangan berkualitas,.. makasih salam kenal

    ReplyDelete

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.