Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Islam dan Persatuan

Islam dan Persatuan

Belum lama ini terasa adanya peningkatan usaha untuk memecah-belah muslimin dan menimbulkan pemusuhan di kalangan mereka. Untuk itulah berbagai media massa, lembaga, tokoh-tokoh politik dan agama yang memiliki keprihatinan besar dalam masalah ini, selalu menyeru umat muslimin untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi gerakan-gerakan dan propaganda beracun yang datang dari Barat. Ayatullah Udhma Sayid Ali Khamenei, Rahbar Revolusi Islam Iran, dalam pidato dan pesan-pesan beliau baru-baru ini, berbicara tentang konspirasi musuh-musuh ini dan membahas upaya pemecahbelahan umat muslimin dari berbagai sudut.

Baru-baru ini sebuah konferensi, yang dihadiri oleh ulama Syiah dan Sunnah, untuk menggalang kesamaan pandangan dan sikap, telah diadakan di Tehran. Ayatullah Udhma Sayid Ali Khamenei, di depan para peserta konferensi ini, seraya menyinggung adanya sejumlah perbedaan pandangan antara Syiah dan Ahlussunnah, menyebut yang demikian sebagai perkara yang wajar. Beliau mengatakan, "Perbedaan diantara para pengikut dua madzhab adalah perkara wajar. Bahkan perbedaan semacam itu tidak hanya terjadi antara Syiah dan Sunnah, tapi berlaku pula di antara para pengikut madzhab Syiah sendiri, juga diantara para pengikut madzhab Ahlussunnah. Dan hal itu berlaku di sepanjang zaman."

Rahbar Revolusi Islam memandang perbedaan akidah ini, jika berlandaskan pada akal dan mantiq, tidak akan merugikan dunia Islam. Bahkan akan efektif jika terjadi di kalangan ulama dan cendekiawan Islam, karena hal itu akan mendorong mereka untuk duduk bersama dan membahas masalah-masalah ilmiyah ini dengan penuh persahabatan dan persaudaraan. Rahbar Revolusi Islam mengatakan, "Ulama akan bertemu dan duduk bersama untuk membahas semua persoalan secara ilmiyah. Akan tetapi jika yang bermain adalah mereka yang tidak memiliki senjata ilmiyah, maka yang akan digunakan adalah senjata emosional, fanatisme, dan kekerasan, yang akan sangat berbahaya dan menimbulkan kerugian."

Dengan kata lain, menurut Sayid Ali Khamenei, ekstrimisme berlebihan dan tidak pada tempatnya dalam menyikapi perbedaan akidah, akan memunculkan perpecahan dan seringkali permusuhan yang tidak dikehendaki diantara muslimin. Masalah ini beliau jelaskan dengan mengatakan, "Kami tidak ingin mengatakan bahwa perselisihan Syiah dan Sunnah selalu datang dari pihak musuh imperialis. Kami tidak mengatakan demikian. Karena memang berbagai sentimen mereka sendiri berperan dalam hal ini. Sebagian kebodohan, sebagian fanatisme, sebagian emosi, sebagian pemahaman keliru, ikut berperan menciptakan perpecahan diantara muslimin. Akan tetapi ketika kekuatan-kekuatan imperialis turun tangan, maka mereka selalu menggunakan senjata ini semaksimal mungkin."

Dalam Al-Quran Al-Karim, Surat Al-Anfaal, Ayat 46, Allah swt melarang perselisihan yang menyebabkan kelemahan muslimin, dengan mengatakan:

وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian saling bermusuhan, karena hal itu akan menyebabkan kalian menjadi penakut dan hilang kekuatan kalian. Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"

Jelas sekali bahwa para imperialis Barat, yang selalu mengejar ambisi mereka di negara-negara Islam, berusaha memperlemah kaum muslimin dengan menciptakan perpecahan diantara mereka. Dengan lemahnya muslimin maka mereka akan dengan mudah memperoleh tujuan-tujuan ilegal mereka, sementara umat muslimin tersibukkan dengan perpecahan diantara mereka sendiri dan tidak pernah mampu berbuat apa pun menghadapi musuh bersama mereka.

Di lain pihak, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan positif di dunia Islam yang membuat cemas negara-negara kafir Barat, dan hal itu mendorong mereka untuk kembali menggunakan senjata perpecahan umat Islam. Salah satu perkembangan positif penting itu ialah, bangkitkan kesadaran Islam di tengah para pengikut agama ini, setelah kemenangan revolusi Islam dan tegaknya pemerintahan Islam di Iran. Berkenaan dengan masalah ini, Ayatullah Udhma Sayid Ali Khamenei berkata, "Di tahun-tahun terakhir ini, setelah RII berhasil mencapai satu tujuan besarnya dan sampai di puncak yang tinggi, yang tak lain ialah kebangkitan dunia Islam, maka dunia kafir dan barisan imperialis semakin meningkatkan upaya mereka menciptakan perpecahan di dunia Islam."

Alasan lain yang mendorong negara-negara Barat menghembuskan angin perpecahan di dunia Islam ialah kekalahan beruntun mereka di berbagai negara Islam. Kegagalan-kegagalan itu sendiri adalah akibat dari meningkatnya kesadaran dan persatuan muslimin. Sebagaimana ditekankan oleh Ayatullah Udhma Sayid Ali Khamenei, "Saat ini kebangkitan Islam telah dimulai. Kemuliaan Islam telah muncul. Kekalahan musuh di berbagai medan laga, dari hari ke hari semakin nyata. Di Palestina, Lebanon, Irak dan Afganistan, para arogan mengalami kekalahan, karena mereka tidak berhasil mencapai tujuan-tujuan mereka di negara-negara tersebut."

Rahbar revolusi Islam, di depan para peserta konferensi persatuan Islam di Tehran itu mengatakan bahwa para pencipta perpecahan di antara Sunni dan Syiah itu jelas bukan Sunni, bukan pula Syi'iy, dan mereka sama sekali tidak memiliki rasa cinta sedikit pun kepada dua madzhab ini. Sebagai contoh, beliau menyinggung tentang berbagai aksi teror dan kekerasan di Irak yang digerakkan oleh lembaga-lembaga intelijen AS dan Israel. Beliau mengatakan, "Kawasan-kawasan yang paling rawan di Irak, yaitu Bagdad dan beberapa kota lain, adalah kawasan-kawasan yang sepenuhnya berada di bawah kekuasaan para penjajah. Karena kawasan-kawasan lain yang tidak banyak dikuasai oleh tentara AS, dan semua urusan keamanannya dikendalikan oleh pasukan keamanan Irak sendiri, maka keamanannya lebih terjaga. Dengan demikian jelas sekali bahwa semua ketidakamaman ini adalah hasil kerja para penjajah."

Melihat adanya upaya tak kenal henti para musuh untuk menciptakan perpecahan di antara para pengikut agama samawi ini dengan tujuan untuk melemahkannya, maka sudah barang tentu, kewajiban setiap muslim, terutama ulama dan para pemimpin agama ialah menciptakan persatuan Islam dan menggalang kesepahaman diantara muslimin. Untuk itulah Rahbar Revolusi Islam menekankan hal ini. Beliau menyinggung sejumlah ulama terdahulu yang menyerukan persatuan Islam, dan mengatakan, "Lihatlah para tokoh perjuangan menentang para penjajah, yang sedemikian besar bersandar kepada persatuan umat Islam. Lihatlan Sayid Jamaluddin Asadabadi, yang dikenal dengan nama Jamaluddin Al-Afghani, juga murid beliau, Muhammad Abduh, dan lain-lain. Demikian pula dari dunia Syiah, Allamah Sayid Syarafuddin Al-Amili, dan para tokoh lain, selalu berusaha mempersatukan umat Islam dan mencegah masalah perpecahan ini dijadikan sebagai alat di tangan musuh untuk menghancurkan muslimin."

Sayid Ali Khamenei juga menekankan bahwa revolusi Islam pun adalah sebuah revolusi yang menyerukan persatuan seluruh muslim. Akan tetapi dunia Barat, yang merasa terancam dan dirugikan oleh kemenangan revolusi ini, berusaha mengucilkannya dengan mengatakan bahwa revolusi di Iran ini adalah khusus revolusi Syiah, bahkan berbahaya bagi dunia Sunni. Padahal nyata sekali bahwa revolusi Iran adalah revolusi Islam, revolusi Al-Quran, dan berkibarnya bendera Islam, bukan bendera Syiah. Diantara kebanggaan terbesar revolusi Islam ini ialah bahwa ia memperkenalkan nilai-nilai dan ajaran Islam, tauhid dan hukum-hukum Ilahi ke seluruh dunia. Dan ia pun telah berhasil dalam hal ini."

Beliau menambahkan poin penting berikut ini, dan mengatakan, "Jika revolusi kami ini adalah revolusi khusus Syiah, maka kami tidak akan perduli dengan masalah-masalah Islam di luar Syiah, dan tidak akan berurusan serta ikut memikirkan masalah-masalah mereka. Jika revolusi kami hanya terbatas dalam dunia Syiah, maka dunia Barat tidak akan memusuhi kami sehebat ini. Mereka memusuhi kami sedemikian hebat karena mereka melihat bahwa revolusi ini adalah revolusi Islam, dan membela setiap muslim, serta mengajak seluruh muslimin untuk bangkit menentang para penjajah."

Beliau menambahkan bahwa revolusi Islam membeirkan bantuan yang paling serius kepada perjuangan bangsa Palestina. Bantuan maknawi dan bantuan materi telah kami berikan kepada para pejuang Palestina, semampu kami. Beliau juga menyinggung bantuan-bantuan Iran kepada bangsa Afganistan di masa penjajahan negara ini oleh Uni Soviet, dimana mayoritas negara Islam lain tidak bersedia mengecam penjajahan ini. Meski demikian, berbagai propaganda beracun berusaha menggambarkan bahwa Iran hanya mau membantu para pejuang Syiah di Lebanon dan Irak, sehingga dengan propaganda seperti ini mereka berusaha memisahkan Iran dari tubuh dunia Islam.

(http://awaited12th-ss.blogspot.com)

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.