Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Memahami Makna Politikus Dan Negarawan

Memahami Makna Politikus Dan Negarawan

Politik adalah seperti yang dirumuskan Harold Laswell, yaitu: Who gets What, When, and How. Politik adalah siapa, mendapatkan apa, kapan. dan bagaimana. Saya kira, perpolitikan Indonesia adalah contoh yang terang benderang mengenai apa yang dikatakan Laswell ini. Coba saja Anda perhatikan apa yang terjadi menjelang Pemilu 2009 ini. Bukankah sejakjauh-jauh hari orang hanya membicarakan siapa akan mendapat apa. kapan, dan bagaimana caranya. Lihatlah apa yang dilakukan para politisi kita.

Lihat pula bagaimana analisis para pakar dan pengamat politik. Bukankah semuanya hanya berkisar pada peta kekuasaan dan pembagian kue setelah pemilu? Politik memang telah berkembang sedemikian rupa menjadi sekadar pertandingan (saya sengaja menghindari istilah permainan kotori antara pihak-pihakyang ingin mempertahankan maupun merebut kekuasaan). Kekuasaan telah menjadi sekadar "makanan" yang diperebutkan. Dan tidak ada yang lebih penting dalam politik selain hanya menjadi pemenangnya.

Para pemenang inilah yang akan menciptakan sejarah, sementara orang yang kalah akan segera masuk kotak dan dilupakan orang. Bagi saya, perpolitikan seperti ini sama sekali bukan pekerjaan yang mulia dan luhur. Perpolitikan yang hanya mementingkan 3 W 1 H ini sama sekali tidak berkaitan dengan kepentingan orang banyak. tetapi hanya berhubungan dengan kepentingan pihak-pihak yang bertikai. Politik yang demikian sama sekali tidak spiritual dan hanya menempatkan para pelakunya menjadi political animal (hewan politik).

Bagi hewan politik, tak ada yang lebih penting selain kepentingan. Bagi hewan politik. tidak ada yang namanya ideologi, maupun visi, misi. dan nilai-nilai (Vision. Mission, Value: atau VMV). Maka, kalaupun partai-partai politik mempunyai ideologi dan VMV, jangan terlalu menanggapinya dengan serius. Kita semua tahu pasti bahwa itu hanyalah formalitas belaka. VMV adalah sekadar alat kelengkapan organisasi. Kalau Anda ingin contoh yang jelas.

lihat saja pilkada-pilkada yang berlangsung di daerah-daerah. Bukankah koalisi partai bisa berlangsung secara sembarangan? Bukankah partai yang memiliki visi ke utara bisa saja berkoalisi dengan partai yang visinya ke selatan? Bahkan bukankah partai-partai yang bervisi relatif sama bisa saja berada di pihak yang berseberangan? Rumus dalam politik memang hanya satu: Kepentingan. Bukankah segala sesuatu bisa dijustifikasi demi mencapai kepentingan? Dalam politik, memang tak ada kawan sejati dan tak ada musuh abadi. Yang abadi hanyalah kepentingan. Lantas, kalau siapa kawan dan siapa lawan saja tidakjelas, apa lagi yang bisa kita pegang dari seorang politikus? Segala sesuatu selalu berubah.

Yang tetap hanyalah Tuhan. Karena itu, kalau mau selamat. maka kita harus berpegang pada sesuatu yang tetap. yaitu Tuhan. Nah, di dalam politik, segala sesuatu bisa berubah dalam waktu singkat. Yang tetap hanya kepentingan. Dengan demikian, kepentingan sebenarnya telah menjadi TUHAN bagi para politikus. Apakah semua politikus/politisi seperti itu? Saya akan menjawabnya dengan sangat tegas: YA. Semua politikus seperti itu. Mereka hanya mementingkan diri sendiri. Tuhan mereka bernama Kepentingan.Tapi, kan ada politikus yang baik. demikian kata Anda. Baiklah, kalau begitu saya ingin mengatakannya dengan lebih keras lagi. ada politikus yang bukan hewan politik. Tidak ada politikus yang memikirkan kepentingan orang lain.

Kalaupun ada beberapa orang yang memikirkan orang lain, mereka sesungguhnya bukanlah politikus. Mereka adalah NEGARAWAN. Thomas Jefferson punya definisi yang sangat baik mengenai politikus dan negarawan ini. Politikus memikirkan pemilihan yang akan datang, sementara negarawan memikirkan generasi yang akan datang. Karena itu, kalau politikus senantiasa menyibukkan dirinya dengan pertanyaan 3 W 1 H, seorang negarawan menanyakan pertanyaan yang berbeda. Hanya dua hal yang penting bagi negarawan. yaitu WHY dan WHERE (2 W).

WHY adalah pertanyaan yang berfokus ke dalam. Menurut saya, inilah pertanyaan yang terpenting yang harus ditanyakan seorang pemimpin ketika ia melangkah. Mengapa? Mengapa saya ingin memimpin? Mengapa saya berjuang mati-matian untuk semua ini? Seorang pemimpin akan melakukan pertanyaan Why secara terus-menerus. ini seperti sebuah alat (roof) dalam manajemen yang disebut Why5 Times. Untuk menemukan akar dari segala masalah, kita harus menanyakan "mengapa" sebanyak lima kali dan jawaban atas pertanyaan "mengapa" yang kelima itulah biasanya jawaban kita yang sesungguhnya.

Dengan demikian, motivasi dan niat kita yang terdalam akan terkuak dengan jelas. Soal niat inilah yang sering dilupakan oleh para politikus kita. Padahal, sejak 14 abad yang lalu, Nabi Muhammad Saw. sudah mengatakan bahwa setiap tindakan itu sangat bergantung pada niatnya. Seakan mengamini perkataan Nabi,Gay Hendricks, konsultan bisnis dan guru besar Universitas Colorado, dan Kate Ludeman. konsultan dan penulis buku-buku bisnis, mengemukakan masalah niat ini dalam bukunya berjudul The Corporate Mystic.

Buku ini ditulis dari hasil peneiitian Hendricks dan Ludeman yang mewawancarai ratusan pengusaha sukses di Amerika Serikat. Dalam buku ini. mereka mengemukakan The Power of Intention. Seorang pemimpin, menurut mereka, perlu melakukan pemurnian niat. Tanpa niat yang benar. Perusahaan hanya akan berkubang dalam kesulitan. Saya kira. hal yang sama perlu dimiliki oleh seorang negarawan. bahkan dengan intensitas yang jauh lebih dalam. Pertanyaan kedua yang penting bagi negarawan adalah WHERE. ini adalah pertanyaan mengenai Visi: Ke mana kita akan menuju? Ke arah mana kita akan berjalan bersama untuk mencapai apa yang kita cita-citakan? Visi menjelaskan doing the right things (melakukan hal yang benar) bukannya sekadar doing things right (melakukan dengan benar).

Seorang negarawan adalah orang yang melakukan hal yang benar bukan sekadar melakukan sesuatu dengan benar. Perhatian seorang negarawan adalah pada arah perjalanan negeri ini. la tidak tertarik dengan kepentingan sesaat yang berjangka pendek, tetapi malah akan menjerumuskan bangsa dan negara dalam kesulitan dan keterperosokan di masa depan. Dua W adalah pertanyaan terpenting dari setiap manusia. Hanya pertanyaan 2 W (Why dan Where)-lah yang akan membawa kita menuju tataran spiritual. Tanpa kedua pertanyaan itu, kita akan kehilangan hakikat kemanusiaan kita sebagai makhluk spiritual. Mengabaikan kedua pertanyaan akan menurunkan derajat kita ke tingkat hewan, bahkan lebih rendah daripada itu.

Tulisan Ini Diambil Dari Buku : Kalau Mau Bahagia, Jangan Jadi Politisi!
Oleh Arvan Pradiansyah

Previous
« Prev Post

2 Komentar

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. negara kita miskin negarawan, kalau tidak boleh dibilang tidak ada..
    tanpa harus mengandalkan lahirnya negarawan kepada alam secara alamiah, hednaknya setiap orang berusaha dan berpikir untuk menjadi negarawan sejati..

    ReplyDelete

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.