Oleh Yasmine Alkaf, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Biografi Al Ghazali Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad, mendapat gelar Imam Besar Abu Hamid Al-Ghazali Hujjatul Islam yang dialhirkan pada tahun 450H/1058M, di suatu kampung bernama Ghazalah, Thusia, suatu kota di Khurasan, Persia. Ayahnya seorang miskin yang jujur, hidup dari usaha mandiri, bertenun kain bulu dan ia seringkali mengunjungi rumah alim ulama, menuntut ilmu dan berbuat jasa kepada mereka. Di dalam madrasah tersebut, Al Ghazali mempelajari ilmu fiqh kepada Ahmad bin Muhammad Ar Razikani dan mempelajari ilmu Tasawuf kepada Yusuf An-Nasaj sampai pada usia 20 tahun dan kemudian Al-Ghazali memasuki sekolah tinggi Nidhamiyah. Al Ghazali mempelajari ilmu fiqh, mantiq dan ushul. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Ilmu Pengetahuan Al-Ghazali adalah seorang figure ideal yang memiliki pemikiran luas dan cukup orisinal, sehingga ia menempati sebagai salah seorang pemikir diantara sederetan pemikir-pemikir yang paling berpengaruh di sepanjang zaman. Bahkan dapat dikatakan bahwa hasil-hasil karyanya menjadi sumber pokok bagi penyebaran kebudayaan Islam di negeri-negeri Barat pada zaman pertengahan. Hal ini wajar oleh karena Al-Ghazali dan karya-karyanya memiliki pemikiran yang luas, pembahasan yang mendalam dan pengkajian yang terinci mengenai konsep ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur'an, Al-Hadis, perkataan sahabat, ataupun Tabi'in yang menjadi pemikirannya. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Faktor-Faktor Pendidikan Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja Al-Ghazali mengatakan: "Apabila engkau mengadakan penyelidikan atau penalaran terhadap ilmu pengetahuan, maka engkau akan melihat kelezatan kepadanya, oleh karena itu, tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri". Ini menunjukkan bahwa penelitian, penalaran dan pengkajian yang mendalam dengan mencurahkan tenaga dan pikiran adalah mengandung kelezatan intelektual dan spiritual yang akan menumbuhkan roh ilmiah, kepada mereka dalam mencari hakikat imu pengetahuan. Tujuan utama pendidikan adalah pembetukan akhlak Al-Ghazali mengatakan: "Tujuan murid dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan pada masa sekarang, adalah kesempurnaan dan keutamaan jiwanya." Disini Al Ghazali menghendaki keluhuran rohani, keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang kuat, merupakan tujuan utama dari pendidikan bagi kalangan manusia muslim, karena akhlak adalah aspek fundamental dalam kehidupan seseorang, masyarakat maupun suatu negara. Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat · Al-Ghazali mengatakan: "Dan sungguh engkau mengetahui bahwa hasil ilmu pengetahuan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan pencipta alam, menghubungkan diri dan berhampiran dengan ketinggian malaikat, demikian itu akhirat. Adapun di dunia adalah kemuliaan, kebesaran, pengaruh pemerintahan bagi pimpinan negara dan pengormatan menurut kebiasaanya." · Demikian itulah Al-Ghazali, seiring dengan kepribadian ia tidak memperhatikan kehidupan dunia semata-mata atau kehidupan akhirat semata-mata, tetapi beliau menganjurkan untuk berusaha dan bekerja bagi keduanya, tanpa diremehkan salah satunya. Jadi ruang lingkup pendidikan yang diharapkan bagi masyarakat muslim khususnya, menurut Al-Ghazali tidak sempit dan tidak terbatas bagi kehidupan dunia maupun akhirat semata-mata akan tetapi harus mencakup kebahagiaan dunia dan akhirat. Faktor Pendidik Profesi Pendidik menurut Al-Ghazali Menurut Al-Ghazali, mengajar dan mendidik adalah sangat mulia, karena secara naluri orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati oleh orang. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah mulia, maka mengajarkannya adalah memberikan kemuliaan. Persyaratan Kepribadian Pendidik menurut Al-Ghazali · Sabar menerima masalah yang ditanyakan murid dan harus diterima baik · Senantiasa bersifat kasih dan tidak pilih kasih · Jika duduk harus sopan dan tunduk · Tidak takabur Tugas dan Kewajiban Pendidik · Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya · Memberikan kasih saying terhadap anak didik · Menjadi teladan bagi anak didik · Menghormati kode etik guru Metode Pendidikan 1.Memusatkan perhatian sepenuhnya 2.Mengetahui tujuan ilmu pengetahuan yang dipelajari 3.Mempelajari ilmu pengetahuan dari yang sederhana kepada yang kompleks 4.Mempelajari ilmu pengetahuan dengan memperhatikan sistematika pembahasannya. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Aspek-Aspek Pendidikan Salah satu keistimewaan Al-Ghazali adalah penelitian, pembahasan dan pemikirannya yang sangat luas dan mendalam, sehingga beliau memandang suatu masalah dari berbagai aspek dan sudut pandangan. Demikian pula menurut penelitian penulis, mengenai aspek-aspek pendidikan, dalam arti bukan hanya memperlihatkan aspek akhlak semata-mata tetapi juga memperhatikan aspek-aspek yang lain seperti aspek keimanan (ketauhidan, ke Esaan) akhlak,sosial, jasmaniah dan sebagainya Aspek-aspek pendidikan meliputi : 1.Pendidikan keimanan 2.Pendidikan akhlak 3.Pendidikan akliyah 4.Pendidikan sosial 5.Pendidikan jasmaniyah |
Oleh Yasmine Alkaf, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Biografi Al Ghazali Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad, mendapat gelar Imam Besar Abu Hamid Al-Ghazali Hujjatul Islam yang dialhirkan pada tahun 450H/1058M, di suatu kampung bernama Ghazalah, Thusia, suatu kota di Khurasan, Persia. Ayahnya seorang miskin yang jujur, hidup dari usaha mandiri, bertenun kain bulu dan ia seringkali mengunjungi rumah alim ulama, menuntut ilmu dan berbuat jasa kepada mereka. Di dalam madrasah tersebut, Al Ghazali mempelajari ilmu fiqh kepada Ahmad bin Muhammad Ar Razikani dan mempelajari ilmu Tasawuf kepada Yusuf An-Nasaj sampai pada usia 20 tahun dan kemudian Al-Ghazali memasuki sekolah tinggi Nidhamiyah. Al Ghazali mempelajari ilmu fiqh, mantiq dan ushul. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Ilmu Pengetahuan Al-Ghazali adalah seorang figure ideal yang memiliki pemikiran luas dan cukup orisinal, sehingga ia menempati sebagai salah seorang pemikir diantara sederetan pemikir-pemikir yang paling berpengaruh di sepanjang zaman. Bahkan dapat dikatakan bahwa hasil-hasil karyanya menjadi sumber pokok bagi penyebaran kebudayaan Islam di negeri-negeri Barat pada zaman pertengahan. Hal ini wajar oleh karena Al-Ghazali dan karya-karyanya memiliki pemikiran yang luas, pembahasan yang mendalam dan pengkajian yang terinci mengenai konsep ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur'an, Al-Hadis, perkataan sahabat, ataupun Tabi'in yang menjadi pemikirannya. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Faktor-Faktor Pendidikan Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja Al-Ghazali mengatakan: "Apabila engkau mengadakan penyelidikan atau penalaran terhadap ilmu pengetahuan, maka engkau akan melihat kelezatan kepadanya, oleh karena itu, tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri". Ini menunjukkan bahwa penelitian, penalaran dan pengkajian yang mendalam dengan mencurahkan tenaga dan pikiran adalah mengandung kelezatan intelektual dan spiritual yang akan menumbuhkan roh ilmiah, kepada mereka dalam mencari hakikat imu pengetahuan. Tujuan utama pendidikan adalah pembetukan akhlak Al-Ghazali mengatakan: "Tujuan murid dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan pada masa sekarang, adalah kesempurnaan dan keutamaan jiwanya." Disini Al Ghazali menghendaki keluhuran rohani, keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang kuat, merupakan tujuan utama dari pendidikan bagi kalangan manusia muslim, karena akhlak adalah aspek fundamental dalam kehidupan seseorang, masyarakat maupun suatu negara. Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat · Al-Ghazali mengatakan: "Dan sungguh engkau mengetahui bahwa hasil ilmu pengetahuan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan pencipta alam, menghubungkan diri dan berhampiran dengan ketinggian malaikat, demikian itu akhirat. Adapun di dunia adalah kemuliaan, kebesaran, pengaruh pemerintahan bagi pimpinan negara dan pengormatan menurut kebiasaanya." · Demikian itulah Al-Ghazali, seiring dengan kepribadian ia tidak memperhatikan kehidupan dunia semata-mata atau kehidupan akhirat semata-mata, tetapi beliau menganjurkan untuk berusaha dan bekerja bagi keduanya, tanpa diremehkan salah satunya. Jadi ruang lingkup pendidikan yang diharapkan bagi masyarakat muslim khususnya, menurut Al-Ghazali tidak sempit dan tidak terbatas bagi kehidupan dunia maupun akhirat semata-mata akan tetapi harus mencakup kebahagiaan dunia dan akhirat. Faktor Pendidik Profesi Pendidik menurut Al-Ghazali Menurut Al-Ghazali, mengajar dan mendidik adalah sangat mulia, karena secara naluri orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati oleh orang. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah mulia, maka mengajarkannya adalah memberikan kemuliaan. Persyaratan Kepribadian Pendidik menurut Al-Ghazali · Sabar menerima masalah yang ditanyakan murid dan harus diterima baik · Senantiasa bersifat kasih dan tidak pilih kasih · Jika duduk harus sopan dan tunduk · Tidak takabur Tugas dan Kewajiban Pendidik · Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya · Memberikan kasih saying terhadap anak didik · Menjadi teladan bagi anak didik · Menghormati kode etik guru Metode Pendidikan 1.Memusatkan perhatian sepenuhnya 2.Mengetahui tujuan ilmu pengetahuan yang dipelajari 3.Mempelajari ilmu pengetahuan dari yang sederhana kepada yang kompleks 4.Mempelajari ilmu pengetahuan dengan memperhatikan sistematika pembahasannya. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Aspek-Aspek Pendidikan Salah satu keistimewaan Al-Ghazali adalah penelitian, pembahasan dan pemikirannya yang sangat luas dan mendalam, sehingga beliau memandang suatu masalah dari berbagai aspek dan sudut pandangan. Demikian pula menurut penelitian penulis, mengenai aspek-aspek pendidikan, dalam arti bukan hanya memperlihatkan aspek akhlak semata-mata tetapi juga memperhatikan aspek-aspek yang lain seperti aspek keimanan (ketauhidan, ke Esaan) akhlak,sosial, jasmaniah dan sebagainya Aspek-aspek pendidikan meliputi : 1.Pendidikan keimanan 2.Pendidikan akhlak 3.Pendidikan akliyah 4.Pendidikan sosial 5.Pendidikan jasmaniyah |
Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan
« Prev Post
Next Post »
Artikel Terkait:
Metode Permainan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bab I Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA ...
Cara Pengawasan AnakPada fase ini, keberhasilan pendidikan anak juga mensyaratkan adanya pengawasan orang tua terhadap mereka. Anak-anak perlu diarahkan k ...
Proposal Penelitian Tentang Kekerasan Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...
Strategi Pembelajaran Kooperatif Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA ...
Cara Mendidik Anak Dalam Islam Cara mendidik anak dalam Islam patut diketahui oleh orang tua, mengingat hal ini sangat penting, karena anak adalah masa depan bangs ...
Berikan Komentar Anda