Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Doa merupakan jalan bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sepenuh hati. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai keikhlasan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
Doa adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. sebagaimana sabda nabi saww bahwa doa adalah ibadah. Doa menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdoa berarti meminta tolong pada Allah. Berarti ia menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Terj. Al Mu'min: 60)
Doa adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. sebagaimana sabda nabi saww bahwa doa adalah ibadah. Doa menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdoa berarti meminta tolong pada Allah. Berarti ia menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Terj. Al Mu'min: 60)
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Terj. Al Baqarah: 186)
Oleh karena itu diharuskan bagi setiap manusia berdoa kepada Allah disetiap waktu agar diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan ridha dan rahmad-Nya, agar kelak dibangkitkan bersama nabi Muhammad saww dan keluarganya yang suci serta para sahabat-sahabatnya yang setia. Untuk itu, setiap hari dalam seminggu kita membaca doa sesuai harinya masing-masing, di mulai untuk doa pada hari senin.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يُشْهِدْ أَحَدا حِينَ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضَ
Segala puji bagi Allah yang tidak mempertontonkan kepada seorang pun ketika menciptakan langit dan bumi,
وَ لا اتَّخَذَ مُعِينا حِينَ بَرَأَ النَّسَمَاتِ
dan tidak memerlukan bantuan ketika menciptakan makhluk hidup,
لَمْ يُشَارَكْ فِي الْإِلَهِيَّةِ وَ لَمْ يُظَاهَرْ فِي الْوَحْدَانِيَّةِ
tiada sekutu bagi-Nya dalam keTuhanan dan tak tertandingi dalam ke-Esaan.
كَلَّتِ الْأَلْسُنُ عَنْ غَايَةِ صِفَتِهِ وَ الْعُقُولُ عَنْ كُنْهِ مَعْرِفَتِهِ
Lidah siapapun kelu untuk menyifati-Nya. Setiap akal apapun tak mampu menguak hakikat-Nya.
وَ تَوَاضَعَتِ الْجَبَابِرَةُ لِهَيْبَتِهِ وَ عَنَتِ الْوُجُوهُ لِخَشْيَتِهِ
Para durjana tunduk di hadapan keagungan-Nya. Wajah-wajah tertunduk karena takut kepadaNya.
وَ انْقَادَ كُلُّ عَظِيمٍ لِعَظَمَتِهِ
Semua yang agung menjadi kerdil di hadapan kebesaranNya.
فَلَكَ الْحَمْدُ مُتَوَاتِرا مُتَّسِقا وَ مُتَوَالِيا مُسْتَوْسِقا [مُسْتَوْثِقا]
Maka segala puji bagi-Mu selamanya
وَ صَلَوَاتُهُ عَلَى رَسُولِهِ أَبَدا وَ سَلامُهُ دَائِما سَرْمَدا
dan shalawat serta salam-Mu senantiasa tercurahkan atas Rasul-Mu.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوَّلَ يَوْمِي هَذَا صَلاحا وَ أَوْسَطَهُ فَلاحا وَ آخِرَهُ نَجَاحا
Ya Allah, jadikanlah detik pertama hariku
ini sebagai kebaikan, pertengahannya sebagai kemenangan, dan
penghujungnya sebagai kejayaan.
وَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ يَوْمٍ أَوَّلُهُ فَزَعٌ وَ أَوْسَطُهُ جَزَعٌ وَ آخِرُهُ وَجَعٌ
Aku berlindung kepada-Mu dari sebuah hari yang dimulai dengan kengerian, ditengahi dengan putus asa, dan diakhiri dengan lara.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ لِكُلِّ
نَذْرٍ نَذَرْتُهُ وَ كُلِّ وَعْدٍ وَعَدْتُهُ وَ كُلِّ عَهْدٍ عَاهَدْتُهُ
ثُمَّ لَمْ أَفِ بِهِ
Ya Allah, aku mohon ampun kepada-Mu jika aku bernazar dan berjanji kemudian tak kutepati,
وَ أَسْأَلُكَ فِي مَظَالِمِ عِبَادِكَ عِنْدِي
maka aku mohon ampunan-Mu atas kezaliman pada hak setiap hamba-Mu yang ada di pundakku
فَأَيُّمَا عَبْدٍ مِنْ عَبِيدِكَ أَوْ أَمَةٍ مِنْ إِمَائِكَ كَانَتْ لَهُ قِبَلِي مَظْلِمَةٌ ظَلَمْتُهَا إِيَّاهُ
Jika salah satu hamba-Mu laki dan perempuan merasa terzalimi (haknya) oleh perbuatanku,
فِي نَفْسِهِ أَوْ فِي عِرْضِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي أَهْلِهِ وَ وَلَدِهِ
yang berhubungan dengan dirinya, harga diri, harta, atau keluarga dan anak-cucunya,
أَوْ غِيبَةٌ اغْتَبْتُهُ بِهَا أَوْ
تَحَامُلٌ عَلَيْهِ بِمَيْلٍ أَوْ هَوًى أَوْ أَنَفَةٍ أَوْ حَمِيَّةٍ أَوْ
رِيَاءٍ أَوْ عَصَبِيَّةٍ
menggunjing-kannya tanpa sepengetahuannya
atau menganiayanya, didasari oleh kerakusan, hawa nafsu, kesombongan,
kedengkian, pamrih, atau keberpihakan buta,
غَائِبا كَانَ أَوْ شَاهِدا وَ حَيّا كَانَ
أَوْ مَيِّتا فَقَصُرَتْ يَدِي وَ ضَاقَ وُسْعِي عَنْ رَدِّهَا إِلَيْهِ
وَ التَّحَلُّلِ مِنْهُ،
di hadapanku atau tidak, masih hidup
maupun telah wafat, sedangkan aku tidak mampu mengembalikan (hak-hak
itu) kepadanya lalu meminta kerelaannya,
فَأَسْأَلُكَ يَا مَنْ يَمْلِكُ الْحَاجَاتِ وَ هِيَ مُسْتَجِيبَةٌ لِمَشِيَّتِهِ وَ مُسْرِعَةٌ إِلَى إِرَادَتِهِ
maka aku mohon kepada-Mu wahai Zat yang memenuhi segala kebutuhan (para makhluk) yang akan dikabulkan karena kehendak-Nya,
أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ
مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُرْضِيَهُ عَنِّي بِمَا [بِمَ] شِئْتَ وَ تَهَبَ لِي
مِنْ عِنْدِكَ رَحْمَةً
untuk melimpahkan shalawat atas Muhammad
dan keluarganya, merelakan hamba itu dengan kehendak-Mu dan
menganugerahkan rahmat-Mu atasku,
إِنَّهُ لا تَنْقُصُكَ الْمَغْفِرَةُ وَ لا تَضُرُّكَ الْمَوْهِبَةُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
karena pengampunan tak kan mengurangi-Mu dan anugerah tak kan membahayakan diri-Mu, wahai Pengasih di atas semua pengasih.
اللَّهُمَّ أَوْلِنِي فِي كُلِّ يَوْمِ إِثْنَيْنِ نِعْمَتَيْنِ مِنْكَ ثِنْتَيْنِ
Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku dua karunia di setiap hari Senin;
سَعَادَةً فِي أَوَّلِهِ بِطَاعَتِكَ وَ نِعْمَةً فِي آخِرِهِ بِمَغْفِرَتِكَ
kebahagiaan dengan ketaatan kepada-Mu di permulaannya dan karunia ampunan-Mu di penghujungnya,
يَا مَنْ هُوَ الْإِلَهُ وَ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ سِوَاهُ.
wahai Zat yang hanya Dia-lah Tuhan dan tidak mengampuni dosa-dosa selain-Nya.
Berikan Komentar Anda