Abu Utsman Al-Jahidz berkata: "Orang pertama yang ber-debat tentang mazhab Syi'ah ialah seorang penyair tersohor yang bernama Al-Kumait ibn Zaid;. Ia pandai membangun argumentasi. Sekiranya dia tidak melakukan itu, sungguh ulama tidak banyak mengenal pelbagai macam argumentasi dan seluk beluknya". Saya katakan bahwa dalam hal ini, bahkan Abu Dzar Al-Ghifari ra. telah lebih dahulu melakukannya. Yaitu tatkala ia tinggal di Damaskus selama beberapa waktu. Di sana ia berdakwah dan menyebarkan kesetiaan dan mazhabnya pada kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib dan akidah-akidah Syi'ahnya. Lalu, terdapat sekelompok masyarakat dari dalam Syam yang menerima dakwahnya. Kemudian Abu Dzar pergi ke Sharfand dan Mies; dua daerah di Jabal 'Amil dan mengajak penduduknya kepada Syi'ah hingga dianut oleh mereka. Justru di dalam kitab Amalul Amil disebutkan, bahwa tatkala Abu Dzar bergerak menuju Syam lalu menetap di sana beberapa waktu, tak lama kemudian sekelompok masyarakat Syam memilih Syi'ah. Karena itu, Muawiyah mengusirnya dari kota itu ke Al-Qira', sampai akhirnya ia singgah di Jabal 'Amil. Lagi-lagi masyarakat di sana juga menerima dakwah syi'ahnya, dan sampai sekarangmereka tetap sebagai orang-orang Syi'ah. Abul Faraj Ibnu Nadim di dalam Al-Fehrest mengatakan: "Orang pertama yang berdebat mengenai mazhab Syi'ah Imamiyah ialah Ali ibn Ismail ibn Maitsam At-Tammar. Ia adalah seorang sahabat terhormat Imam Ali ibn Abi Thalib a.s. Di antara karya-karya Ali adalah Kitabul Imamah dan Kitabul Istihqoq". Saya katakan dan telah Anda ketahui, bahwasanya Isa ibn Raudhah jauh lebih dahulu daripada Ali, apalagi bila dibandingkan dengan Al-Kumait. Karena, Ali hidup sejaman dengan Al- Hisyam ibn Al-Hakam. Ia tinggal di Baghdad. Di sana ia berdebat dengan Abu Hudzail dan Dhirar ibn Amr Adh-Dhobiy tentang masalah Imamah. Ali berdebat juga dengan An-Nidzam sampai membungkamnya di pelbagai kesempatan, sebagaimana dikisahkan oleh Al-Murtadha di dalam Al-Fushulul Mukhtarah. Oleh karena, bisa dikatakan bahwa Ali ibn Ismail adalah salah seorang tokoh ilmu Kalam dari kaum Syi'ah, bukan orang pertama dari Syi'ah yang membahas masalah Imamah. Sebab, terdapat bebarapa sahabat seperti Abu Dzar dan sebelas kawannya, yaitu Khalid ibn Sa'id ibn Al-Ash, Salman Al-Farisi, Al-Miqdad ibn Al-Aswad Al-Kindi, Buraidah Al-Aslami, Ammar ibn Yasir, Ubai ibn Ka'ab, Khuzaimah ibn Tsabit, Abul Haitsam ibn At-Tihan, Sahal ibn Hanif dan Abu Ayyub Al- Anshari ra. Mereka itu telah mendahului Ali ibn Ismail dalam mendiskusikan prinsip Imamah, sebagai-mana yang termuat dalam hadis 'Al-Ihtijaj' yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarsi dalam kitabnya; Al-Ihtijaj. |
Abu Utsman Al-Jahidz berkata: "Orang pertama yang ber-debat tentang mazhab Syi'ah ialah seorang penyair tersohor yang bernama Al-Kumait ibn Zaid;. Ia pandai membangun argumentasi. Sekiranya dia tidak melakukan itu, sungguh ulama tidak banyak mengenal pelbagai macam argumentasi dan seluk beluknya". Saya katakan bahwa dalam hal ini, bahkan Abu Dzar Al-Ghifari ra. telah lebih dahulu melakukannya. Yaitu tatkala ia tinggal di Damaskus selama beberapa waktu. Di sana ia berdakwah dan menyebarkan kesetiaan dan mazhabnya pada kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib dan akidah-akidah Syi'ahnya. Lalu, terdapat sekelompok masyarakat dari dalam Syam yang menerima dakwahnya. Kemudian Abu Dzar pergi ke Sharfand dan Mies; dua daerah di Jabal 'Amil dan mengajak penduduknya kepada Syi'ah hingga dianut oleh mereka. Justru di dalam kitab Amalul Amil disebutkan, bahwa tatkala Abu Dzar bergerak menuju Syam lalu menetap di sana beberapa waktu, tak lama kemudian sekelompok masyarakat Syam memilih Syi'ah. Karena itu, Muawiyah mengusirnya dari kota itu ke Al-Qira', sampai akhirnya ia singgah di Jabal 'Amil. Lagi-lagi masyarakat di sana juga menerima dakwah syi'ahnya, dan sampai sekarangmereka tetap sebagai orang-orang Syi'ah. Abul Faraj Ibnu Nadim di dalam Al-Fehrest mengatakan: "Orang pertama yang berdebat mengenai mazhab Syi'ah Imamiyah ialah Ali ibn Ismail ibn Maitsam At-Tammar. Ia adalah seorang sahabat terhormat Imam Ali ibn Abi Thalib a.s. Di antara karya-karya Ali adalah Kitabul Imamah dan Kitabul Istihqoq". Saya katakan dan telah Anda ketahui, bahwasanya Isa ibn Raudhah jauh lebih dahulu daripada Ali, apalagi bila dibandingkan dengan Al-Kumait. Karena, Ali hidup sejaman dengan Al- Hisyam ibn Al-Hakam. Ia tinggal di Baghdad. Di sana ia berdebat dengan Abu Hudzail dan Dhirar ibn Amr Adh-Dhobiy tentang masalah Imamah. Ali berdebat juga dengan An-Nidzam sampai membungkamnya di pelbagai kesempatan, sebagaimana dikisahkan oleh Al-Murtadha di dalam Al-Fushulul Mukhtarah. Oleh karena, bisa dikatakan bahwa Ali ibn Ismail adalah salah seorang tokoh ilmu Kalam dari kaum Syi'ah, bukan orang pertama dari Syi'ah yang membahas masalah Imamah. Sebab, terdapat bebarapa sahabat seperti Abu Dzar dan sebelas kawannya, yaitu Khalid ibn Sa'id ibn Al-Ash, Salman Al-Farisi, Al-Miqdad ibn Al-Aswad Al-Kindi, Buraidah Al-Aslami, Ammar ibn Yasir, Ubai ibn Ka'ab, Khuzaimah ibn Tsabit, Abul Haitsam ibn At-Tihan, Sahal ibn Hanif dan Abu Ayyub Al- Anshari ra. Mereka itu telah mendahului Ali ibn Ismail dalam mendiskusikan prinsip Imamah, sebagai-mana yang termuat dalam hadis 'Al-Ihtijaj' yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarsi dalam kitabnya; Al-Ihtijaj. |
Orang Imamiyah yang Berdebat Seputar Syiah
« Prev Post
Next Post »
Berikan Komentar Anda