Iklan Narkoba |
Iklan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab ‘i’lan, yang memiliki arti ‘penyiaran’, ‘pemberitahuan’, atau ‘pengumuman’.
Dalam bahasa Indonesia, iklan ialah sebuah informasi atau berita yang disampaikan oleh seseorang, sekelompok orang, badan, atau suatu instansi kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkannya atau membeli sesuatu yang ditawarkan oleh iklan tersebut.
Iklan tersebut dapat dilakukan melalui selebaran, spanduk, papan iklan, media cetak, media elektronik, maupun media sosial, dan lainnya.
Bagi masyarakat, iklan memiliki manfaatnya dan kerugian nya. Manfaat iklan itu antara lain sebagai berikut.
Pertama, masyarakat akan mendapatkan informasi penting tentang sesuatu yang dibawa oleh iklan itu, seperti informasi tentang makanan dan minuman, obat-obatan, barang-barang elektronik, dan lain sebagainya.
Kedua, menambah masukan bagi pembuat iklan dan media iklan, karena seseorang yang membutuhkan sesuatu barang yang ditawarkaan oleh iklan itu, diharapkan akan membelinya.Demiklan pula bagi pemilik barang akan membayar kepada pemilik media yang bersangkutan.
Ketiga, akan menambah keindahan terhadap lingkungan. Tentu yang dimaksud dalam hal ini adalah iklan yang dipasang di pinggir-pinggir jalan, di pertigaan atau perempatan jalan, atau di tempat-tempat yang strategis untuk iklan. Bila dipasang dengan rapi serta memperhatikan nilai-nilai seni dan keindahan lingkungan, tentu iklan itu akan menambah indahnya lingkungan.
Keempat, iklan itu juga akan memberi hiburan segar bagi pendengar atau pemirsa, misalnya iklan di radio atau di TV yang dipoles dengan sedikit humor, akan memberi hiburan segar.
Dalam hal memberikan manfaat, Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa di antara kamu yang bisa memberikan manfaat kepada saudaranya (atau oran g lain) maka lakukanlah.” (HR Muslim)
Dalam hal iklan ini, bila iklan ternyata memberi manfaat terhadap orang lain maka lakukanlah.
Walaupun demiklan, ternyata banyak sekali iklan yang menimbulkan kerugian kepada masyarakat. Hal itu banyak kita saksikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak iklan suatu barang yang dilakukan dengan cara-cara yang berlebihan, tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga banyak orang yang disesatkan oleh iklan tersebut.
Misalnya, tentang iklan penjualan rumah rumah baru, dengan janji yang muluk-muluk: jalan menuju lokasi dijamin bagus dan lancar, bangunan bagus dan berkualitas tinggi, air bersih, bebas banjir, dan cicilan ringan.
Setelah seseorang terbius iklan dan dia membeli rumah tersebut, ternyata yang dia dapati berbeda dengan yang dijanjikan iklan. Jalannya cepat rusak, rawan macet, bangunan jelek dan berkualitas rendah, air tidak bersih, dan rawan banjir. Tentu yang demiklan membuat orang sangat kecewa.
Contoh lain lagi, misalnya obat-obatan, kosmetik, dan barang barang kebutuhan lain yang diiklankan di media cetak, radio, maupun TV, dengan janji serba nomor satu, manjur, dan memuaskan. Setelah iklan itu dibuktikan, ternyata hanya omong kosong, bahkan ada yang berakibat fatal bagi pemakainya.
Banyak pula iklan yang melecehkan aurat wanita, mengundang maksiat, serta merendahkan martabat kaum wanita dan martabat manusia pada umumnya. Banyak sekali iklan yang menampilkan wanita-wanita berpakaian seronok dan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berbau seksual.
Secara tidak langsung, iklan-iklan tersebut juga bertanggung jawab terhadap maraknya ke maksiatan dan kerusakan moral.
Banyak pula iklan yang dipasang di pinggir-pinggir jalan dan tempat-tempat strategis lain yang tidak mempertimbangkan nilai seni dan keindahan lingkungan sehingga merusak pemandangan.
Hal seperti itu dapat terjadi oleh karena hal-hal benkut ini.
Pertama, akibat persaingan hidup yang semakin tidak sehat, yaitu persaingan hidup yang tidak lagi dilandasi oleh etika dan moral, segala macam cara diupayakan demi keuntungan usahanya sendiri, tak peduli kepada kerugian usaha orang lain.
Ternyata persaingan tidak sehat itu tidak hanya dalam hal lapangan kerja, tetapi termasuk juga iklan-iklan. Iklan-iklan saling berebut konsumen (pembeli) dengan janji bohong, tidak peduli dengan kualitas barang dan kerugian pembeli. Akibatnya, konsumen dikecewakan.
Sebenarnya, persaingan itu dibolehkan selama dilandasi moral agama, saling menguntungkan, dan tidak saling merugikan, apalagi menjatuhkan.
Kedua, yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam periklanan ialah karena ingin cepat mendapatkan keuntungan yang banyak dan ingin cepat menjadi pengusaha konglomerat.
Seseorang yang ingin cepat mendapatkan untung banyak dan ingin cepat kaya raya, tetapi keinginannya tidak dinapasi nilai-nilai etika dan moral, maka ia akan melakukan segala macam jalan, termasuk melakukan kedustaan dalam membuat iklan, demi meraih keuntungan yang banyak.
Ketiga, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran dalam periklanan ialah karena tidak menyadari bahwa wanita merupakan sumber fitnah dan kerusakan moral bila kehormatannya tidak dijaga.
Pengusaha menampilkan wanita-wanita seksi dalam iklannya agar orang-orang suka melihatnya dan sekaligus mengenal barang yang diiklankannya. Akibat dari terlalu seringnya melihat maksiat, termasuk lewat iklan, gejolak nafsu semakin meningkat di masya rakat, khususnya di kalangan kawula muda.
Akibat maraknya iklan-iklan yang berbohong serta penuh dengan muatan kemaksiatan dan merendahkan martabat wanita, maka sudah seharusnya semua pihak menertibkan iklan-iklan tersebut.
Keempat, yang menyebabkan terjadinya pelecehan dalam periklanan adalah karena seseorang sudah tidak lagi menghargai harkat dan martabat wanita. Wanita hanya dijadikan sebagai objek pemuas nafsu dan untuk kepentingan bisns belaka.
Dan penjelasan di atas dapat disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, iklan merupakan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, tetapi banyak juga iklan menyimpang dan merendahkan martabat wanita sehingga meresahkan masyarakat. Kedua, pemerintah dan para tokoh masyarakat hendaklah segera mengatasinya, baik melalui penertiban dan tindakan tegas.
Marilah kita pergunakan iklan sesuai dengan proporsinya, kita hindari penyimpangan dan pelecehan. Semoga kita dapat menghadirkan iklan-iklan yang mendidik dan tidak melenceng dari etika dan nilai-nilai kemanusiaan.
Itulah penjelasan singkat dari manfaat dan kerugian iklan yang bisa saya bagikan. Terimakasih
Dalam bahasa Indonesia, iklan ialah sebuah informasi atau berita yang disampaikan oleh seseorang, sekelompok orang, badan, atau suatu instansi kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkannya atau membeli sesuatu yang ditawarkan oleh iklan tersebut.
Iklan tersebut dapat dilakukan melalui selebaran, spanduk, papan iklan, media cetak, media elektronik, maupun media sosial, dan lainnya.
Bagi masyarakat, iklan memiliki manfaatnya dan kerugian nya. Manfaat iklan itu antara lain sebagai berikut.
Pertama, masyarakat akan mendapatkan informasi penting tentang sesuatu yang dibawa oleh iklan itu, seperti informasi tentang makanan dan minuman, obat-obatan, barang-barang elektronik, dan lain sebagainya.
Kedua, menambah masukan bagi pembuat iklan dan media iklan, karena seseorang yang membutuhkan sesuatu barang yang ditawarkaan oleh iklan itu, diharapkan akan membelinya.Demiklan pula bagi pemilik barang akan membayar kepada pemilik media yang bersangkutan.
Ketiga, akan menambah keindahan terhadap lingkungan. Tentu yang dimaksud dalam hal ini adalah iklan yang dipasang di pinggir-pinggir jalan, di pertigaan atau perempatan jalan, atau di tempat-tempat yang strategis untuk iklan. Bila dipasang dengan rapi serta memperhatikan nilai-nilai seni dan keindahan lingkungan, tentu iklan itu akan menambah indahnya lingkungan.
Keempat, iklan itu juga akan memberi hiburan segar bagi pendengar atau pemirsa, misalnya iklan di radio atau di TV yang dipoles dengan sedikit humor, akan memberi hiburan segar.
Dalam hal memberikan manfaat, Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa di antara kamu yang bisa memberikan manfaat kepada saudaranya (atau oran g lain) maka lakukanlah.” (HR Muslim)
Dalam hal iklan ini, bila iklan ternyata memberi manfaat terhadap orang lain maka lakukanlah.
Walaupun demiklan, ternyata banyak sekali iklan yang menimbulkan kerugian kepada masyarakat. Hal itu banyak kita saksikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak iklan suatu barang yang dilakukan dengan cara-cara yang berlebihan, tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga banyak orang yang disesatkan oleh iklan tersebut.
Misalnya, tentang iklan penjualan rumah rumah baru, dengan janji yang muluk-muluk: jalan menuju lokasi dijamin bagus dan lancar, bangunan bagus dan berkualitas tinggi, air bersih, bebas banjir, dan cicilan ringan.
Setelah seseorang terbius iklan dan dia membeli rumah tersebut, ternyata yang dia dapati berbeda dengan yang dijanjikan iklan. Jalannya cepat rusak, rawan macet, bangunan jelek dan berkualitas rendah, air tidak bersih, dan rawan banjir. Tentu yang demiklan membuat orang sangat kecewa.
Contoh lain lagi, misalnya obat-obatan, kosmetik, dan barang barang kebutuhan lain yang diiklankan di media cetak, radio, maupun TV, dengan janji serba nomor satu, manjur, dan memuaskan. Setelah iklan itu dibuktikan, ternyata hanya omong kosong, bahkan ada yang berakibat fatal bagi pemakainya.
Banyak pula iklan yang melecehkan aurat wanita, mengundang maksiat, serta merendahkan martabat kaum wanita dan martabat manusia pada umumnya. Banyak sekali iklan yang menampilkan wanita-wanita berpakaian seronok dan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berbau seksual.
Secara tidak langsung, iklan-iklan tersebut juga bertanggung jawab terhadap maraknya ke maksiatan dan kerusakan moral.
Banyak pula iklan yang dipasang di pinggir-pinggir jalan dan tempat-tempat strategis lain yang tidak mempertimbangkan nilai seni dan keindahan lingkungan sehingga merusak pemandangan.
Hal seperti itu dapat terjadi oleh karena hal-hal benkut ini.
Pertama, akibat persaingan hidup yang semakin tidak sehat, yaitu persaingan hidup yang tidak lagi dilandasi oleh etika dan moral, segala macam cara diupayakan demi keuntungan usahanya sendiri, tak peduli kepada kerugian usaha orang lain.
Ternyata persaingan tidak sehat itu tidak hanya dalam hal lapangan kerja, tetapi termasuk juga iklan-iklan. Iklan-iklan saling berebut konsumen (pembeli) dengan janji bohong, tidak peduli dengan kualitas barang dan kerugian pembeli. Akibatnya, konsumen dikecewakan.
Sebenarnya, persaingan itu dibolehkan selama dilandasi moral agama, saling menguntungkan, dan tidak saling merugikan, apalagi menjatuhkan.
Kedua, yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam periklanan ialah karena ingin cepat mendapatkan keuntungan yang banyak dan ingin cepat menjadi pengusaha konglomerat.
Seseorang yang ingin cepat mendapatkan untung banyak dan ingin cepat kaya raya, tetapi keinginannya tidak dinapasi nilai-nilai etika dan moral, maka ia akan melakukan segala macam jalan, termasuk melakukan kedustaan dalam membuat iklan, demi meraih keuntungan yang banyak.
Ketiga, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran dalam periklanan ialah karena tidak menyadari bahwa wanita merupakan sumber fitnah dan kerusakan moral bila kehormatannya tidak dijaga.
Pengusaha menampilkan wanita-wanita seksi dalam iklannya agar orang-orang suka melihatnya dan sekaligus mengenal barang yang diiklankannya. Akibat dari terlalu seringnya melihat maksiat, termasuk lewat iklan, gejolak nafsu semakin meningkat di masya rakat, khususnya di kalangan kawula muda.
Akibat maraknya iklan-iklan yang berbohong serta penuh dengan muatan kemaksiatan dan merendahkan martabat wanita, maka sudah seharusnya semua pihak menertibkan iklan-iklan tersebut.
Keempat, yang menyebabkan terjadinya pelecehan dalam periklanan adalah karena seseorang sudah tidak lagi menghargai harkat dan martabat wanita. Wanita hanya dijadikan sebagai objek pemuas nafsu dan untuk kepentingan bisns belaka.
Dan penjelasan di atas dapat disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, iklan merupakan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, tetapi banyak juga iklan menyimpang dan merendahkan martabat wanita sehingga meresahkan masyarakat. Kedua, pemerintah dan para tokoh masyarakat hendaklah segera mengatasinya, baik melalui penertiban dan tindakan tegas.
Marilah kita pergunakan iklan sesuai dengan proporsinya, kita hindari penyimpangan dan pelecehan. Semoga kita dapat menghadirkan iklan-iklan yang mendidik dan tidak melenceng dari etika dan nilai-nilai kemanusiaan.
Itulah penjelasan singkat dari manfaat dan kerugian iklan yang bisa saya bagikan. Terimakasih
Berikan Komentar Anda