Pendahuluan
Latar Belakang masalah
Rumusan dan pembatasan masalah
Tujuan Penelitian
Kajian Pustaka
Asumsi dan Hipotesis
Definisi operasional
Metodologi penelitian
Subjek Penelitian
Instrumen Penelitian
Desain dan Prosedur Penelitian
Teknik Pengolahan Data
Jadwal Kegiatan
Daftar Pustaka
Latar Belakang masalah
Rumusan dan pembatasan masalah
Tujuan Penelitian
Kajian Pustaka
Asumsi dan Hipotesis
Definisi operasional
Metodologi penelitian
Subjek Penelitian
Instrumen Penelitian
Desain dan Prosedur Penelitian
Teknik Pengolahan Data
Jadwal Kegiatan
Daftar Pustaka
MASALAH
Strategi mencari masalah penelitian:
Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah lain
Pernyataan pemegang otoritas
Pengamatan sepintas/tidak sengaja
Pengalaman pribadi
Perasaan intutitif/inspirasi tiba2
Strategi pemilihan masalah yang layak diteliti:
Topik tersebut aktual dan mendesak utk diteliti
Terjangkau oleh kemampuan dan keterampilan si peneliti (skill)
Datanya lengkap dan mudah didapat (researchable topic),literature banyak
Biaya, waktu, alat2 dan tenaga peneliti cukup untuk meneliti topik itu.
Pertimbangan khusus dalam memilih MASALAH:
Dapat dilaksanakan
Berguna untuk kepentingan luas
Menarik minat
Nilai teoritis
Nilai praktis
BENTUK-bentuk RUMUSAN MASALAH ( pertanyaan penelitian):
Deskriptif : yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya 1 variabel atau lebih.
Komparatif: membandingkan 1 atau lebih variabel penelitian pada 2 atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda (melihat perbedaan).
Asosiatif : mempertanyakan hubungan antara 2 variabel atau lebih, dengan 3 bentuk hubungan: simetris (kebetulan munculnya bersamaan), kausal (sebab akibat), resiprokal (timbal balik, interaktif).
KAJIAN PUSTAKA
Adalah : uraian atau deskripsi tentang literatur yang relevan dengan bidang/ topik tertentu.
Memilih Daftar pustaka:
Prinsip kemutakhiran (recency)/ sumber bacaan terbaru
Prinsip relevansi (relevance)/ yang berkaitan langsung dgn topik penelitian
Dari teori-teori / konsep umum dilakukan analisis melalui penalaran DEDUKTIF.
Dari hasil-hasil penelitian (jurnal), dilakukan pemaduan /sintesis dan generalisasi melalui penalaran INDUKTIF.
HIPOTESIS
Hanya ada pada penelitian KUANTITATIF, dan adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian dan perlu dibuktikan secara empiris. Tapi pada penelitian DESKRIPTIF dan EKSPLORATIF tidak membuat rumusan hipotesis karena bertujuan hanya untuk memperoleh data dasar.
Hipotesis merupakan rangkuman yang diambil dari kesimpulan teoritis dari penelaahan kepustakaan (teori dan jurnal) dan merupakan jawaban trhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Saran2 dalam membuat rumusan hipotesis:
Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara 2 variabel atau lebih.
Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
Hipotesis hendaklah dapat diuji dari hasil pengumpulan data2.
Secara garis besar hipotesis ada 2 bentuk pernyataan: (a) hipotesis tentang HUBUNGAN (yang menyatakan tentang saling-hubungan antara 2 variabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional) dan (b) hipotesis tentang PERBEDAAN (yitu yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda2, pada penelitian komparatif).
2 jenis HIPOTESIS:
Hipotesis Nul (Ho): hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara 2 variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya
Hipotesis Alternatif (Ha): hipotesis yang menyatakan adanya saling-hubungan antara 2 variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok2 yang berbeda.
Perumusan mengenai hipotesis mana yang dipilih, hipotesis Nol atau Alternatif sebagai hipotesis penelitian tergantung kepada LANDASAN TEORITIS yang digunakan. Jika landasan teoritis menegaskan ‘tidak ada hubungan’ atau ‘tidak ada perbedaan’ maka hipotesis yang dirumuskan adalah HIPOTESIS NOL, sebaliknya, jika landasan teoritis mengarahkan adanya ‘hubungan’ atau ‘adanya perbedaan’, maka yang dirumuskan adalah HIPOTESIS ALTERNATIF. Tapi, biasanya penelitian ilmiah lebih banyak menggunakan HIPOTESIS ALTERNATIF karena pada dasarnya penelitian ingin mengungkapkan adanya ‘hubungan’ dan ‘perbedaan’, bukan sebaliknya. Jika hasil penelitiannya ternyata menerima HIPOTESIS NOL, peneliti wajib mengeksplorasi penelitiannya kembali yaitu dari:
Landasan teori. Kemungkinan ini terjadi bila peneliti salah memilih sumber bacaan dan kurang banyak membaca sehingga tidak memperoleh informasi yang terbaru dalam bidangnya, sehingga landasan teorinya telah kadaluarsa dan kurang valid yang berakibat pada tidak tepatnya hipotesis yang dibuat oleh peneliti tersebut.
Kemungkinan tidak representatifnya SAMPEL, terlalu kecil atau tidak diambil secara rambang/acak. Jika sampel trlalu kecil, mungkin suatu hipotesis alternatif tidak terbukti walaupun dalam populasi hipotesis tsb benar. Jika sampel tidak diambil secara acak, sampel menjadi tidak representatif sehingga hipotesis tidak terbukti kebenarannya walaupun dalam populasi hal tersebut benar.
VARIABEL
Peneliti harus identifikasi variabel2 utama yang digunakan dan didefinisikan secara operasional. Definisi OPERASIONAL adalah definisi yang didasarkan atas sifat2 /hal yang dapat diamati/ diobservasi. Misalnya definisi operasional prestasi belajar adalah nilai rata2 semester 1 siswa. Sebagai kelanjutan dari definisi operasional itu perlu pula ditentukan alat pengumpulan data (instrumen) yang akan digunakan.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Landasan teoritis yang menentukan apa yang menjadi variabel dalam suatu penelitian dan berapa banyak jumlah variabel yang digunakan.
Dalam proses kuantifikasi, data bisa dikelompokkan dalam 4 jenis: DATA NOMINAL, DATA ORDINAL, DATA INTERVAL, DATA RATIO. Variabel juga dapat dikelompokkan berdasar tipe ini:
Variabel nominal: variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, bersifat DESKRIT dan saling pilah antara kategori satu dgn kategori lain, contoh: jenis kelamin, status pernikahan, jenis pekerjaan.
Variabel ordinal: variabel yang dikelompokkan berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu, misalnya jenjang tertinggi diberi angka 1, dibawahnya diberi angka 2, dibawahnya lagi angka 3, begitu seterusnya. Contoh: hasil perlombaan, rangking, dll.
Variabel interval: variabel yang dihasilkan dari pengukuran yang diasumsikan setiap satuan (unit) pengukuran itu sama, contoh: prestasi belajar, skor tentang sikap, penghasilan, dll.
Variabel Ratio: variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai NOL mutlak. Dalam penelitian sosial jarang digunakan.
Macam2 variabel dari segi FUNGSInya: (pembedaan didasarkan atas hubungan sebab akibat dalam diri subjek penelitian sebagai suatu proses)
Variabel tergantung/dependen/kriterium: variabel yang akan diteliti
Variabel bebas/independen: yang memberi pengaruh utama terhadap variabel tergantung.
Variabel moderator: yang memberi pengaruh juga, tapi tidak dianggap utama: jenis kelamin
Variabel kontrol/kendali: yang diusahakan utk dinetralisasi/dikontrol: mengambil umur tertentu
Variabel rambang: yang dianggap tidak mempengaruhi variabel dependen secara berarti sehingga diabaikan saja
Variabel intervening: yang tidak pernah dapat diamati: proses belajar dalam diri siswa
PEMILIHAN ALAT PENGAMBIL DATA
Agar data penelitian berkualitas tinggi, alat pengambil datanya harus memenuhi syarat-syarat:
Reliabilitas: keterandalan/keajegan hasil pengukuran jika alat ukur yang sama itu digunakan oleh orang sama di waktu yang berbeda
Validitas: sejauh mana alat ukur tsb mengukur apa yag dimaksudkan untuk diukur.
KETERBAKUAN
Pengembangan INSTRUMEN pengumpul data
Perilaku individu --- > atribut psikologis
Atribut psikologis: kognitif (perangsangnya pertanyaan) dan non-kognitif(pernyataan).
SKALA pengukuran: kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, untuk menghasilkan data kuantitatif
Macam-macam SKALA dalam pendidikan:
Skala Likert
Skala Guttman
Rating Scale
Semantic Deferential
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
Contoh:
1.Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan.
a. Sangat setuju skor 5
b. Setuju skor 4
c. Ragu-ragu skor 3
d. Tidak setuju skor 2
e. Sangat tidak setuju skor 1
2.Membaca buku kuliah:
a.Selalu
b.sering
c.kadang-kadang
d.tidak pernah
Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif.
Misalnya :
Ya Tidak
Baik Buruk
Pernah Belum Pernah
Punya Tidak Punya
Skala SEMANTIK DIFERENSIAL digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinum dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan.
SKALA RATING
Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Contoh:
Kenyaman kampus:
5 4 3 2 1
Kebersihan ruang kelas:
5 4 3 2 1
Berikan Komentar Anda