Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Melaknat Ali bin Abi Thalib Dalam Khotbah

Melaknat Ali bin Abi Thalib Dalam Khotbah

Mu'awiyah memanfaatkan masjid untuk membentuk opini masyarakat. Dalam khotbah Jum'atnya ia selalu berdoa: 'Allahumma, ya Allah. Sesungguhnya Abu Turab (Ali bin Abi Thalib) menghalanghalangi perkembangan agamaMu, menyimpang dari jalanMu, maka laknati dia dengan laknat yang sebesarbesarnya dan siksalah dia dengan siksa yang seberatberatnya!"[1] .

Tatkala ia melaknat Ali dalam khotbahnya di masjid Madinah, ummu'lmu'minin Ummu Salamah menyurati Mu'awiyah: 'Sesungguhnya kamu telah melaknat Allah dan RasulNya di atas mimbarmimbarmu dan kamu melaknat Ali bin Abi Thalib dan yang mencintainya. Aku bersaksi bahwa Allah dan RasulNya mencintainya'. Tetapi Mu'awiyah tidak peduli dengan katakata istri Rasul Ummu Salamah tersebut.[2] AzZamakhsyari dalam Rabi'alAbrar dan Suyuthi menceritakan: 'Di zaman Banu 'Umayyah lebih dari 70.000 mimbar digunakan melaknat Ali bin Abi Tholib'.

Mimbarmimbar ini menyebar di seluruh wilayah dari ufuk Timur ke ufuk Barat. AlHamawi berkata: 'Ali bin Abi Thalib dilaknat di atas mimbarmimbar masjid dari Timur sampai ke Barat kecuali masjid jami' di Sijistan" [3] . Di masjid ini hanya sekali terjadi khatib melaknat Ali. Tetapi pelaknatan di mimbar haramain, Makkah dan Madinah, berjalan terus'.[4] Mu'awiyah juga memerintahkan untuk memakzulkan Ali (bara'ah) dan menuduhnya sebagai pembunuh Utsman. Ia melanggar perjanjian dengan Hasan bin Ali tahun 41 H/661 M untuk tidak membunuh Syi'ah Ali dan tidak melaknat Ali di masjid.

Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Abi Saif alMadani dalam kitabnya alAhdats menggambarkannya untuk kita: Mu'awiyah menulis dan mengirim satu naskah kepada gubernurgubernurnya, sesudah 'Tahun Persatuan' (Am alJama'ah), agar memakzulkan siapa saja yang meriwayatkan Hadis yang mengutamakan Ali dan keluarganya (ahlu'lbait). Dirikanlah khotbahkhotbah di seluruh desa dan di atas setiap mimbar yang melaknat Ali dan memakzulkannya '(yabra'fin minhu)' kecilkan dia dan keluarganya. Dan bila kamu telah menerima surat ini maka ajaklah manusia untuk mendengar riwayat keutamaan sahabat, dan khalifahkhalifah awal, yaitu Abu Bakar, Umar dan Utsman serta kabarkan kepadaku segera bila ada seorang saja yang meriwayatkan Abu Turab yang berarti menentang sahabat.

Hal ini akan menyenangkan hati saya dan menyejukkan mata saya. Dan lumpuhkan hujjah, argumen, Abu Turab dan Syi'ahnya, dan kuatkan pujipujian keutamaan Utsman'.[5] Waktu orang mengingatkan Mu'awiyah agar memperlunak pelaknatan 'terhadap lelaki itu', Mu'awiyah menjawab: 'Tidak demi Allah, kita teruskan sampai anakanak menjadi tua dan orang tua menjadi renta. Jangan memberikan keutamaan kepadanya'.

Khalifah Walid bin'Abdul Malik mengajarkan khotbah berikut untuk melaknat Ali: 'Mudahmudahan Allah melaknatinya, dengan jerat, pencuri anak pencuri' (lish ibnu lish). Orangorang heran, seorang khalifah bisa mengeluarkan katakata dalam bahasa Arab yang buruk seperti itu terhadap Ali. Bunyi pelaknatan sering berubahubah.

Khalid bin Abdullah alQasri, yang diangkat sebagai gubernur Makkah dalam khotbahnya menyebut: 'Allahumma ya Allah, laknatilah Ali bin Abi Thalib bin Hasyim, menantu Rasul Allah saw, ayah Hasan dan Husain'.



[1]  Ibn AbilHadid, Syarh Nahju'lBalaghah, jilid 4, hlm. 56, 57.

[2]  Ibnu 'Abd Rabbih, a1' Iqda1Farid, jilid 2, hlm. 301, jilid 4, hlm. 127.

[3] Sijistan adalah wilayah di perbatasan Iran dan Afghanistan sekarang.

[4] AlHamawi, Mu'jam alBuldan, jilid 5, hlm. 38.

[5] Lihat Ibn AbilHadid, Syarh NahjulBalaghah, jilid 11, hlm. 44, 45.

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.