Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Hamzah Fansuri

Hamzah Fansuri

Waktu dan tempat Hamzah Fansuri lahir sampai sekarang masihmerupakan teka-teki. Demikian juga tahun kapan ia meninggal tak diketahui secara pasti. Namun bahwa ia merupakan seorang sufi besar yang luas pengaruhnya diwilayah Nusantara pada abad ke-17 dan sesudahnya, tidak ada yang bisa menyangkal. Justru karena luasnya pengaruh ajaran-ajarannya itulah yang membuat kita bertanya- tanya mengapa tidak ada catatan yang resmi kapan ia lahir dan meninggal. Hikayat Aceh sendiri misalnya tidak menyebut adanya seorang tokoh sastra dan ahli tasawuf bernama Hamzah Fansuri, suatu kekeliruan yang amat besar, karena dengan demikian seakan-akan tokoh Hamzah Fansuri tidak pernah muncul dalam sejarah Aceh.

     Fansuri dua bersaudara itu, Ali dan Hamzah, berasal dari Parsia. Pada zaman Kerajaan Islam Samudra/Pasai diperintah Sulthan Alaiddin Malikussalih (659 - 688 H. = 1261 - 1289 M.) banyak Ulama Besar dari Negeri Parsi yang datang ke sana, baik untuk mengajar pada pusat-pusat Pendidikan Islam yang bernama "'Dayah", maupun untuk menyumbangkan tenaganya pada lembagalembaga pemerintahan. Salah seorang di antara Ulama Besar, yaitu "nenekmoyangnya" Ali dan Hamzah, dipercayakan oleh Kerajaan untuk memimpin Pusat Pendidikan yang bernama DAYAH BLANG PRIA.

     Ulama Besar tersebut terkenal dengan nama Syekh Al Fansuri, hatta keturunannya yang menjadi Ulama memakai "Fansuri" di ujung namanya. Pada masa Sulthan Alaiddin Riayat Syah Saidil Mukammil memerintah Kerajaan Aceh Darussalam (997 — 1011 H. = 1589 — 1604 M.), dua orang Ulama turunan Syekh Al Fansuri mendirikan dua buah Pusat Pendidikan Islam di pantai barat Tanah Aceh, yaitu di Daerah Singkel. Ali yang telah menjadi Syekh Ali Fansuri mendirikan Dayah Lipat Kajang di Simpang Kanan, sementara adiknya, Hamzah, yang telah menjadi Syekh Hamzah Fansuri mendirikan Dayah Oboh di Simpang Kiri Rundeng.

     Dalam tahun 1001 H. = 1592 M., Syekh Ali Fansuri dikurniai seorang putera dan diberi nama Abdurrauf, yang kemudian menjadi seorang Ulama Besar yang bergelar Syekh Abdurrauf Fansuri dan lebih terkenal dengan lakab Teungku Syiahkuala. Abdurrauf Syiahkuala kemudian menjadi lawan terbesar dari "Filsafat Ketuhanan" Wahdatul Wujud yang dianut pamannya,Syekh Hamzah Fansuri, dan Khalifahnya yang terkenal Syekh Syamsuddin Sumatrani. Syek Abdurrauf Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri adalah dua tokoh Ulama Besar penganut dan penegak Filsafat Ketuhanan Isnainiyatul Wujud. Apabila dan dimana tempat lahir Hamzah Fansuri, belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan di Samura/Pasai dan ada pula yang mengatakan di Singkel.

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.