Jangan terlalu sibuk mengurus dunia hingga lupa bahwa hidup punya batas waktu. Hidup harus seimbang, menabunglah sekarang demi akhiratmu.
Home » » Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi Pembelajaran Kooperatif

Ditulis Oleh Yasmine Alkaf Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistic yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir. Namun demikian, psikologi humanistic juga mendasari strategi pembelajaran ini. Dalam pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal. Teori medan misalnya, yang bersumber dari aliran psikologi kognitif atau psikologi Gestalt, menjelaskan bahwa keseluruhan lebih memberi makna daripada bagian-bagian yang terpisah

Setiap tingkah laku, menurut teori medan bersumber dari adanya ketegangan dan ketegangan itu muncul karena adanya kebutuhan.

1.2 Rumusan Masalah

     1. Apakah strategi pembelajaran kooperatif sama dengan pembelajaran kelompok yang lain ?

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif ?

3. Prinsip apa saja yang terdapat dalam strategi pembelajaran kooperatif ?

4. Apa saja keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif ?

5. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran kooperatif didalam sebuah pembelajaran ?

1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran kooperatif sama dengan strategi pembelajaran yang lain

2. Agar dapat mengetahui karakteristik strategi pembelajaran kooperatif

3. Agar dapat engidentifikasi prinsip-prinsip yang terdapat dalam strategi pembelajaran kooperatif

4. Agar dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif

                                                                  BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif

     Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Ada lima unsur dalam pembelajaran ini menurut Johnson & Johnson, 1993, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.  Dalam strategi Pembelajaran ini, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.[1]

     Kagan (1992) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi instruksional yang melibatkan interaksi siswa secara kooperatif dalam mempelajari suatu topik sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Adapun Jacob (1999) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode instruksional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.

     Pada pembelajaran kooperatif ini, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Pada pembelajaran ini, menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara kelompok. Melalui strategi pembelajaran ini, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Memungkinkan juga semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

     Disini guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam PBM, tetapi sebagai mediator, stabilisator dan manajer pembelajaran. Belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat.

2.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pertama, Positive interdependence, hal ini menunjukkan adanya saling ketergantungan diantara anggota kelompok. Bila salah satu gagal, maka yang lain akan ikut gagal. Jadi setiap anggota harus berusaha keras agar tercapai keberhasilan individual, karena setiap individu yang gagal dan berhasil akan saling mempengaruhi. Kedua, Individual accountability, jadi setiap individu mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kelompok agar hasil belajar menjadi baik. Ketiga, Face to face promotive interaction, maksudnya adalah setiap anggota kelompok harus saling membelajarkan dan mendorong agar tujuandan tugas yang diberikan dapat dikuasai oleh semua anggota kelompok. Keempat, Appropriate use of collaborative skills, dalam kelompok ini setiap individu berlatih untuk dapat dipercaya, mempunyai jiwa kepemimpinan, dapat mengambil keputusan, mampu berkomunikasi, dan memiliki keterampilan untuk mengatur konflik. Kelima, Group processing, artinya setiap anggota harus dapat mengatur keberhasilan kelompok, secara berkala mengevaluasi kelompoknya, serta mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan agar pekerjaan kelompoknya lebih efektif lagi.[2]

2.3 Tujuan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran, Ibrahim, ddk (2000:78) sebagai berikut:

Pertama, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa strategi ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Strategi struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Kedua, penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbada latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Ketiga, mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

            Pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik harus mempelajari keterampilan keterampilan khusus atau peserta didik harus mempelajari keterampilan keterampilan khusus ang disebut keterampilan kooperatif. Fungsi keterampilan kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Untuk membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru harus mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok dan sosial yang dibutuhkan. Keterampilan keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk (2000:47 55) antara lain:[3]

A. Keterampilan-keterampilan sosial

Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan hubungan sosial berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara efektif dengan orang lain

B. Keterampilan berbagi

Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan. Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius selama pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa yang mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami akibat perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadp kelompok mereka.

C. Keterampilan Berperan Serta

Sementara ada sejumlah siswa mendominasi kegiatan kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta. Terkadang siswa yang menghindari kerja kelompok karena malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan berperan serta dalam kegiatan kelompok.

D.Keterampilan-keterampilan komunikasi

Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara efektif apabila kerja kelompok itu tidak ditandai dengan miskomunikasi. Empat keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri, memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan mengecek kesan adalah penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam seting kelompok.

F.Keterampilan-keterampilan kelompok

Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok dimana anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik dan memiliki keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara efektif di dalam kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus belajar tentang memahami satu sama lain dan satu sama lain menghormati perbedaan mereka

2.4 Prinsip Strategi Pembelajaran Koperatif

Strategi pembelajaran kooperatif ini terdiri dari tiga prinsip yaitu:[4]

A.     Belajar aktif

Yaitu ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama didalam kelompok.

B.     Pendekatan Konstruktivistik

Dalam strategi pembelajaran kooperatif dapat mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuan secara bersama-sama didalam kelompok. Mereka didorong umtuk menemukan dan mengkonstruksi materi yang sedang dipelajari melalui diskusi, observasi atau percobaan.

C.     Pendekatan Kooperatif

Pendekatan ini mendorong dari memberi kesempatan kepada siswa untuk terampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya dengan tepat.

Sedangkan Prinsip dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:

1) Kemampuan kerjasama

2) Otonomi Kelompok

3) Interaksi Bersama

4)Keikutsertaan bersama

5)Tanggung jawab individu

6)Ketergantungan Positif

7)Kerjasama merupakan suatu nilai

2.5 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan:[5]

1.Melalui Strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan dapat belajar dari siswa yang lain.

2.Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengembangkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain

3.Strategi pembelajaran koopratif dapat membantu anak untuk respect pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan

4.Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar

5.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial

6.Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.

7.Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (rill).

8.Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Kekurangan :

1.Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu.

2.Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran langsung didasarkan kepada hasil kerja kelompok.

3.Keberhasilan strategi pembelajaran langsung dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang

2.6    Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran

            Dalam memulai pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, maka guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru kemudian mengorganisasikan materi tugas yang akan dikerjakan bersama-sama dalam kelompok dengan mengembangkan lembar kerja siswa. Untuk memulai pembelajarannya, guru menjelaskan tujuan yang harus diperlihatkan siswa terlebih dahulu.[6]

            Dalam menyampaikan materi pembelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan perlakuan guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk.

 

DAFTAR  PUSTAKA

 

Sanjaya, Wina H. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup.

Widodo, Ari, dkk. 2007. Bahan Belajar Mandiri. Bandung: UPI Press.

Masitoh & Laksimi, Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

 



[1] Masitoh & Laksmi, Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta

[2] Widodo, Ari, dkk. 2007. Bahan Belajar Mandiri

[3] Masitoh & Laksmi, Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta

 

[4] Masitoh & Laksmi, Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta

[5] Sanjaya, Wina H. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta

[6] Widodo, Ari, dkk. 2007. Bahan Belajar Mandiri

 

Previous
« Prev Post

Berikan Komentar Anda

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.